Pertemuan GCRG Bahas Pemulihan Krisis Pangan, Energi dan Keuangan Global

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, selaku Sherpa GCRG (Global Crisis Response Group), menghadiri pertemuan pertama tingkat Kepala Negara/ Kepala Pemerintahan dari Pertemuan Pertama Champions Group of the GCRG on Food, Energy, and Finance secara virtual pada Jumat lalu (20/5). Susiwijono mewakili Presiden Joko Widodo.

Pertemuan ini membahas rekomendasi solusi untuk mengatasi tantangan besar yang saling terkait dalam mewujudkan ketahanan pangan, energi, dan keuangan global, akibat konflik Rusia-Ukraina.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan, kompleksitas situasi yang dihadapi saat ini terkait kondisi pangan, energi dan keuangan dunia.

“Progres telah dilakukan untuk mengatasi krisis pangan dengan prioritas mengembalikan ekspor bahan pangan dari Ukraina dan Rusia dalam waktu dekat. Berbagai kemungkinan juga telah dikaji untuk solusi mengatas krisis keuangan. PBB juga memerlukan masukan dan dukungan dari negara-negara dunia untuk mengatasi krisis energi,” kata Sekjen PBB Guterres dalam keterangan resminya, Minggu (22/5).

Kanselir Jerman Olaf Scholz pun menyampaikan tiga pandangan utama dalam pertemuan tersebut. Pertama, Jerman telah mengambil peran sebagai salah satu donor terbesar di dunia dengan mengalokasikan € 430 juta untuk mengatasi kebutuhan mendesak dari krisis pangan.

Kedua, pada area food security, bersama dengan World Bank, Jerman telah mengusulkan Global Alliance for Food Security untuk meningkatkan ketahanan pangan global. Ketiga, Jerman menyayangkan terdapatnya disinformasi terkait efek dari sanksi ekonomi.

Rusia mengklaim penggunaan sanksi merupakan penyebab kenaikan harga dan kekurangan pangan. Sementara faktanya, saat ini 25 juta ton gandum Ukraina tidak dapat diekspor karena blokade Rusia terhadap Pelabuhan Laut Hitam. Kanselir Jerman juga menyerukan penghentian perang.

Kemudian Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menegaskan dukungan Bangladesh untuk penghentian perang dan sanksi yang berdampak pada berbagai aspek di banyak negara di dunia. Untuk merespon kondisi saat ini, PM Hasina menyerukan agar solidaritas global dan lembaga pembiayaan internasional diperkuat.

Dukungan yang tepat sasaran perlu diberikan kepada negara yang rentan termasuk akses pasar, rantai pasok, logistik global dan akses pembiayaan. Diperlukan pula dukungan teknologi dan penelitian untuk sektor pertanian.

Sementara itu, Perdana Menteri Barbados Mia Mottley, menyoroti bahwa kelompok Small State Island Countries mengalami dampak yang luar biasa berat akibat perang Rusia-Ukraina. Permasalahan yang dihadapi antara lain berupa kenaikan harga-harga komoditas dan gangguan rantai suplai, sementara negara-negara ini sulit mengakses fasilitas pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan seperti DSSI dan the Common Framework.

Dalam merespon beberapa pernyataan dari Champions GCRG tersebut, Sekretaris Jenderal UNCTAD Rebeca Grynspan menyambut baik pertukaran informasi yang dilakukan oleh para Champions dan berharap dapat menyuarakan aspirasi setiap negara yang terdampak krisis.

“Kerja sama yang baik diharapkan dapat terjalin dalam mengatasi krisis ini”, ujar Sekjen UNCTAD Grynspan.

Usai pertemuan ini, Sekjen PBB akan melakukan pembicaraan tersendiri dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (23/5) dan dengan Perdana Menteri Denmark pada 24 Mei 2022.

Sumber: https://nasional.kontan.co.id/news/pertemuan-gcrg-bahas-pemulihan-krisis-pangan-energi-dan-keuangan-global