Harga Pangan Global Capai Level Tertinggi, Kelaparan dan Kerusuhan Intai Negara-negara Miskin Afrika

SEMARANGKU – Harga pangan global melonjak ke level tertinggi.

Perihal harga pangan yang melonjak dikonfirmasi oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).

Harga pangan global melonjak ke level tertinggi karena kurangnya pasokan biji-bijian dan minyak nabati yang disebabkan oleh konflik Rusia-Ukraina.

“Harga komoditas pangan dunia membuat lompatan signifikan pada bulan Maret 2022 untuk mencapai level tertinggi yang pernah ada, karena perang di Ukraina menyebarkan kejutan melalui pasar untuk biji-bijian dan minyak nabati,” ujar FAO, dikutip dari RT.

Indeks harga pangan FAO naik 12,6% ke rekor 159,3 poin di bulan Maret 2022.

Ini membuat lompatan ke level tertinggi.

Indeks mewakili ukuran perubahan bulanan harga internasional dari sekeranjang komoditas makanan.

Lonjakan saat ini termasuk tertinggi baru sepanjang masa untuk minyak nabati, sereal, dan daging.

FAO juga mencatat bahwa harga gula dan produk susu juga naik secara signifikan.

FAO juga baru-baru ini memperingatkan bahwa harga makanan dan pakan dapat melonjak lebih jauh hingga 20% sebagai akibat dari konflik Rusia-Ukraina dan menyebabkan lonjakan kekurangan gizi global.

Rusia dan Ukraina adalah pengekspor gandum, jagung, barley, dan minyak bunga matahari terbesar di dunia.

Ekspor Ukraina telah terhenti, dan sanksi yang diberikan kepada Rusia dapat mempengaruhi pengirimannya sendiri karena pelabuhan Laut Hitam yang digunakan untuk mengirim biji-bijian tetap diblokir.

Analis industri khawatir musim tanam di Ukraina mungkin juga terpengaruh oleh krisis saat ini.

Situasi tersebut dapat menyebabkan kelaparan dan kerusuhan pangan di negara-negara miskin, terutama di Afrika.

Impor makanan dari wilayah Laut Hitam sangat penting untuk kelangsungan hidup 35 negara Afrika.

Sementara itu, FAO juga menurunkan proyeksi produksi gandum global pada 2022 menjadi 784 juta ton dari perkiraan bulan lalu sebesar 790 juta.

Alasannya adalah ada kemungkinan bahwa setidaknya 20% dari area panen musim dingin Ukraina tidak akan dipanen.

Itu juga memangkas perkiraan perdagangan sereal global pada tahun pemasaran saat ini karena gangguan dalam ekspor Laut Hitam.

Badan tersebut mencatat bahwa ekspor yang lebih besar dari India, UE, Argentina, dan AS dapat mengimbangi tren tersebut.

Itulah harga pangan global yang mencapai level tertinggi, kelaparan dan kerusuhan mengintai negara-negara miskin Afrika.

Sumber : semarangku.pikiran-rakyat.com