Catatan Apik Ekspor Benih Padi Hibrida

Jakarta – PT Biogene Plantation, perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang agrobisnis, khususnya dalam pengembangan dan produksi benih padi hibrida telah mengukir sejarah. PT Biogene Plantation mencatatkan namanya sebagai perusahaan asal Indonesia yang mampu mengekspor produk benih padi hibridanya ke luar negeri.
Sampai Februari tahun 2022 ini, Biogene telah melakukan ekspor sebanyak 10 kali dengan total volume sebanyak 104 ton benih padi hibrida ke Brunei Darussalam. Catatan tersebut masih terus berlanjut, pasalnya Biogene bakal terus mengirimkan benih padi unggulannya ke negeri Sultan Hassanal Bolkiah sebanyak kebutuhan mereka.

“Tahun 2016 kami melakukan uji coba di wilayah Wasan, Brunei Darussalam sebanyak 4 varietas dalam masa 3 musim tanam, dan terpilih hibrida Sembada 188 sebagai varietas yang paling sesuai untuk bisa ditanam di Brunei Darussalam,” kata Direktur Utama PT Biogene Plantation, Marsda TNI (Purn) Bambang Purwadi Priyono dalam keterangan tertulis, Selasa (22/2/2022).

“Akhirnya pada bulan September 2018, untuk pertama kalinya, PT. Biogene Plantation melakukan ekspor benih padi hibrida varietas Sembada 188,” imbuhnya.

Bambang mengungkapkan kehadiran benih padi Sembada 188 di Brunei Darussalam terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian untuk mendukung pemenuhan kebutuhan beras masyarakat Brunei. Rasa nasi yang enak dengan tekstur nasi yang pulen, sesuai dengan selera masyarakat setempat, menjadikan beras Sembada 188 layak menjadi beras premium Brunei.

Langkah Pemerintah Brunei yang memanfaatkan penggunaan padi hibrida dinilai sangat tepat karena selama ini Brunei masih ketergantungan impor beras yang mengancam agenda ketahanan pangan. Brunei menyadari impor benih padi hibrida menjadi terobosan bahkan memberi efek domino dengan menciptakan lapangan pekerjaan terintegrasi di sektor pertanian.

Bambang menegaskan budaya menanam padi sebagai makanan pokok harus diberdayakan sehingga negara tidak mencari jalan pintas dengan mengimpor beras. Padahal, bila negara ketergantungan impor beras banyak devisa negara yang terhambur karena membeli beras dengan harga premium.

Meski punya catatan apik ekspor, pemanfaatan benih padi hibrida milik Biogene di dalam negeri masih sangat sedikit. Setidaknya dari seluruh lahan pertanian di Indonesia, yang menggunakan benih padi hibrida baru sekitar 1 persen. Padahal, sebut Bambang, padi hibrida digadang-gadang mampu meningkatkan hasil gabahnya setidaknya minimal 20 persen dibanding padi konvensional.

Produktivitas tinggi yang dihasilkan padi hibrida itu lantaran fenomena genetika yang disebut vigor hibrida atau heterosis. Secara singkat heterosis adalah suatu kecenderungan turunan pertamanya (F1) akan tampil lebih baik dibandingkan kedua tetuanya. Selain itu, padi hibrida juga memiliki tingkat ketahanan yang lebih baik terhadap serangan beberapa jenis hama utama padi.

Sementara itu, di China penggunaan padi hibrida sudah mencapai angka 70 persen dari total luas seluruh area persawahannya yang mencapai lebih dari 143 juta hektare. Sedangkan di Vietnam dengan luas sekitar 7,5 juta hektare, penggunaan padi hibrida sudah mencapai 36 persen.

“Ini bukan pekerjaan mudah untuk bisa meningkatkan penggunaan padi hibrida di Indonesia. Perlu edukasi yang berkelanjutan kepada para petani yang terbiasa menanam benih padi konvensional,” urai Bambang

Sumber Detik.com