Antisipasi Dampak Inflasi Pangan Dunia, Ini Langkah Gubernur BI

MALANG (Lenteratoday) – Untuk mengantisipasi dampak inflasi pangan dunia yang terus naik, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, memaparkan beberapa langkah strategis. Hal tersebut disampaikannya dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan, Rabu (10/8/2023).

Lebih lanjut, Perry Warjiyo memaparkan pentingnya gerakan nasional pengendalian inflasi pangan yang akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Sebab, saat ini kondisi ekonomi dunia sedang bergejolak, harga pangan melambung tinggi di seluruh dunia, suku bunga di berbagai negara maju naik, dan yang terakhir yakni geopolitik rusia dan ukraina dimana keduanya merupakan pemasok 20% dari energi pangan global.

“Semua ini yang mendasari kita melakukan gerakan nasional pengendalian inflasi agar Indonesia terus melaju mengendalikan harga ekonomi serta rakyat Indonesia berada dalam kesejahteraan hidup,” ungkapnya.

Dia juga menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,44% pasca pandemi (per Juli 2022). Hal tersebut menurutnya sudah meningkat cukup tinggi. Namun, ternyata pertumbuhan inflasi pangan di Indonesia saat ini mencapai 10,47% per tahun 2022.

“Sejatinya, inflasi tidak boleh lebih dari 5%, oleh karena itulah kita harus segera melakukan pengendalian inflasi pangan, agar paling tidak persentase inflasi bisa kita turunkan 4 sampai 6 persen,”

Untuk mengatasi dampak inflasi pangan tersebut, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan empat cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan inflasi pangan, diantaranya dengan melakukan operasi pasar.

“Point utama dan pertama adalah jangan membiarkan rakyat sengsara. Segera kita lakukan operasi pasar agar harga bahan pokok dan kebutuhan masyarakat bisa turun. Yang kedua yakni dengan melakukan kerjasama antar daerah (KAD) yang memiliki potensi alami dengan daerah yang membutuhkan,” tandasnya.

Selanjutnya ia juga meminta pemerintah daerah untuk menggerakkan pertanian di tiap-tiap daerah agar produksi dapat meningkat.

“Yang paling penting adalah ketahanan rakyat dan energi. Oleh karena itu, hal ini lah yang mendasari urban farming sangat dianjurkan untuk memanfaatkan lahan yang kecil di perkotaan. Dan cara terakhir yakni dengan dilakukannya komunikasi yang efektif antara pemerintah dan masyarakat,” cetusnnya.

Sementara itu, sejalan dengan pernyataan Gubernur BI, Anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo menambahkan bahwasannya pemerintah sampai saat ini telah menyepakati untuk menambah subsidi energi kurang lebih sebesar Rp 570 triliun. Maka, Andreas optimis  bahwa Indonesia dapat melawan inflasi secara bersama-sama.

“Harapan di kemerdekaan RI ke-77 ini optimisme dengan sinergi dan kolaborasi serta melibatkan masyarakat, kita bisa menang perang lawan inflasi,” ujar Andreas.

Disisi lain, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan kontribusi Jawa Timur dalam upaya memperkuat perekonomian negara Republik Indonesia.

“Jawa Timur tetap menjadi lokomotif perekonomian nasioanal dengan rincian kontribusi antara lain 5,74 % pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2022, kemudian sebesar 25,30% yakni kontribusi terhadap perkonomian pulau Jawa, serta 14,30% merupakan kontribusi terhadap total perekonomian 34 provinsi di Indonesia,” pungkas Khofifah.

Acara di Hotel Grand Mercure, Blimbing, Kota Malang ini diakhiri dengan close statement dari Gubernur Jawa Timur, Gubernur BI, dan anggota Komisi XI DPR RI, Andreas Eddy Susetyo, yang kembali menegaskan untuk bersama sama secara gotong royong dan partnership  dalam menghadapi kenaikan inflasi serta penurunan ekonomi. Hal itu  sejalan dengan semangat kemerdekaan RI ke-77 untuk dapat meraih kesejahteraan bangsa.

Sumber: https://lenteratoday.com/antisipasi-dampak-inflasi-pangan-dunia-ini-langkah-gubernur-bi/