Akibat Konflik Rusia-Ukraina, Harga Gandum di Afrika Melonjak 60 Persen

Jakarta – Konflik Rusia-Ukraina telah mengganggu ekspor gandum sehingga mendorong harga komoditas tersebut naik 60 persen di Afrika. Benua itu tercatat akan kehilangan makanan senilai 11 miliar dolar akibat konflik tersebut.

Presiden Bank Pembangunan Afrika (AfDB) Akinwumi Adesina mengatakan konflik Rusia-Ukraina telah menciptakan masalah global, terkhusus bagi Afrika yang selama ini mengimpor sebagian besar makanannya dari Rusia dan Ukraina.

“Harga gandum sudah naik sekitar 60 persen. Jagung dan biji-bijian lainnya juga akan terpengaruh. Mungkin ada krisis pupuk karena akan terjadi defisit sekitar dua juta metrik ton dan itu akan memengaruhi produksi pangan sekitar 20 persen,” kata Adesina di Ibu Kota Nigeria, Abuja, saat bertemu dengan Presiden daerah itu, Muhammadu Buhari, dilansir TRT World, Kamis (28/4/2022).

Para ekonom mengatakan konflik di Ukraina merupakan kejutan besar bagi pasar internasional. Dia menawarkan pelajaran bagi negara-negara untuk menghindari ketergantungan yang besar pada impor gandum.

Rusia dan Ukraina adalah pemasok utama gandum di Afrika. Namun sejak konflik meletus pada 24 Februari lalu, rantai pasokan telah terputus. Hal itu memicu kenaikan harga yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Selain gandum, harga minyak bunga matahari dan minyak mentah dunia juga melonjak. Banyak negara di Afrika bergantung pada gandum Rusia dan Ukraina. Menurut data resmi, impor mencapai lebih dari 50 persen dari kebutuhan mereka.

AfDB berencana untuk membantu petani di Afrika menanam gandum, jagung, sorgum beras, dan kedelai untuk mencegah krisis pangan di benua Afrika sambil mengurangi dampak konflik Rusia-Ukraina, kata Adesina dalam sebuah pernyataan. Dia memperingatkan Afrika akan kehilangan makanan senilai hingga 11 miliar dolar karena konflik. Dia menyebut AfDB telah mengembangkan Rencana Pangan Darurat Afrika senilai $1,5 miliar, yang menunggu persetujuan dari manajemen puncak bank tersebut.

Sumber:Republika.co.id