Ia juga menyampaikan bahwa sepertiga dari 38 juta penduduk di negara itu tidak tahu apakah mereka bisa mendapatkan makanan pada hari-hari berikutnya.
Namun, kekeringan yang berlangsung saat ini dan ancaman musim dingin membuat mereka membutuhkan setidaknya US$200 juta atau setara Rp2,8 triliun untuk menjaga suplai makanan Afghanistan.
Sebelumnya, para pejabat PBB mengatakan bahwa dari US$1,3 miliar yang dibutuhkan untuk membantu Afghanistan, hanya 39 persen yang telah diterima.
Salah satu penjaga toko di Kabul Mohammad Sharif menceritakan bahwa persediaan makanan masih ada di berbagai pasar dan toko di kota itu.
Namun, kekhawatiran muncul akibat potensi kenaikan harga pangan akibat tidak adanya pengaturan harga pangan dari pemerintah.
“Jika situasinya terus seperti ini dan tidak ada pemerintah yang mengendalikan harga (pangan), itu akan menimbulkan banyak masalah bagi masyarakat setempat,” katanya.