Liputan6.com, Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) atau NFA memastikan stok pangan masih bisa mencukupi menjelang momen Ramadan dan Lebaran 2023 mendatang. Namun, prediksinya harga pangan akan mengalami kenaikan, di atas harga normal.
Hal ini diungkap Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo. Dia mengatakan pihaknya siap menjamin ketersediaan pangan tersebut.
Hanya saja, Nyoto berujar, kalau permintaan menjelang Ramadan dan lebaran biasanya mengalami penjngkatan. Sehingga akan berpengaruh pada harga jual bahan pangan di pasaran.
“Secara prinsip untuk persiapan lebaran dan ramadan, relatif kita pada posisi yang siap, memang barang tersedia, tapi mungkin harga agak sedikit tidak sebagaimana harga normal, karena pasti permintaan sangat banyak sehingga harga agak sedikit naik,” kata dia disela-sela Peluncuran Program Food Rescue, di Jakarta Barat, Selasa (21/2/2023).
Kendati begitu, Nyoto menegaskan terus berupaya untuk mengendalikan harga pangan tetap stabil saat ramadan dan lebaran nanti. Termasuk mengendalikan pasokan pasca panen untuk mempengaruhi harga.
“Kita terus berjuang pada saat nanti pas musim lebaran, pas musim panen sehingga posisi harga agak relatif lebih murah,” ujarnya.
Pengendalian Inflasi
Selain menyoal pasokan jelang ramadan, Nyoto juga mengungkap upaya dalam mengendalikan inflasi, utamanya jadi sektor pangan yang jadi koridor kerjanya. Salah satunya melalui proses operasi pasar.
“Salah satunya kita setiap hari sekarang operasi pasar, itu juga di Kemenko Perekonomian, kalau bapak itu lihat upaya melalui SPHP, itu sudah dijalankan seluruh Indonesia,” bebernya.
Tekan Inflasi Pangan
Pemerintah menargetkan tingkat inflasi yang disumbang dari pangan (volatile food) tahun ini direntang 3 persen – 5 persen. Mengingat setiap momentum ramadan dan hari lebaran serta perayaan hari besar keagamaan, tingkat inflasi biasanya melonjak.
“Targetnya volatile food ada di 3 persen sampai 5 persen,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (20/2).
Airlangga mengatakan dalam rapat tingkat tinggi di kantornya tersebut membahas ketersediaan beras. “Secara khusus kita berbicara mengenai ketersediaan beras,” imbuhnya.
Para menteri sepakat tahun ini harus bisa menurunkan tingkat inflasi pangan lebih rendah lagi. Sebab tahun lalu, pemerintah telah berhasil menekan inflasi pangan dari 11 persen menjadi 5,61 persen.
“GNPIP telah berhasil menurunkan inflasi dari 11,7 peren di tahun lalu sampai 5,61 persen,” kata dia.
Inovasi
Untuk itu tahun ini pemerintah juga akan membuat program serupa dengan misi sinergi dan inovasi untuk stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.
“Dan akan ada Kick Off nanti pada 5 Maret di Sulawesi Selatan,” katanya.
Pada intinya pemerintah akan memperkuat ketahanan pangan dengan akselerasi implementasi lumbung pangan, perluasan kerjasama antar daerah. Lalu menyediakan data ketersediaan pangan untuk mendukung pengendalian inflasi, dan memperkuat komunikasi.
“Dan juga untuk mendukung ekspektasi dari inflasi masyarakat,’ katanya.
Gerakan Nasional
Untuk itu, pemerintah akan membuat berbagai macam program inflasi pengendalian inflasi 2023. Salah satunya dengan gerakan nasional pengendalian inflasi pusat yang didukung oleh Bank Indonesia.
Mulai dari kegiatan pasar murah, kerja sama antar daerah, subsidi ongkos angkut, gerakan tanam cabai, replikasi model bisnis, alsintan, digitalisasi dan mempererat koordinasi.
“Ke depan, pemerintah dan Bank Indonesia baik di pusat dan daerah akan mendorong sinergi agar IHK inti inflasi tetap terjaga dalam sasarannya,” pungkasnya.
Sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/5213102/stok-bahan-pangan-aman-saat-lebaran-2023-cuma-harga-agak-naik