Kepala National Food Agency Siap Penuhi Stok Daerah yang Mengalami Defisit Pangan

JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi meminta Kepala Daerah menghubunginya langsung NFA bila membutuhkan fasilitasi mobilisasi pangan.

Di hadapan perwakilan gubernur dari 15 provinsi, Arief meminta mereka berkoordinasi bersama NFA apabila membutuhkan pasokan komoditas pangan strategis.

Komoditas pangan yang dirasa kurang dan menjadi penyebab pertumbuhan inflasi di daerahnya.

“Apabila daerah bapak dan ibu memiliki kendala mengenai stok, kami bisa fasilitasi mobilisasi stok dari daerah surplus ke daerah defisit,” ujarnya, dikutip Minggu (27/11/2022).

Hal itu ia katakan dalam Rapat Koordinasi Terbatas Tim Pengendali Inflasi Pusat Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) wilayah Sulawesi, Kalimantan, Papua dan Maluku di Pontianak, Jumat (25/11/2022).

Arief meyakini mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit dapat menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga komoditas pangan di daerah. Terutama daerah terluar dan perbatasan.

“Hal itu dapat membuat target penurunan inflasi di November tercapai seperti pada Oktober. Saat itu, angka inflasi berada di posisi 5,71 persen, turun 0,25 persen dibanding September,” katanya.

Hingga 24 November, NFA telah melakukan fasilitasi mobiliasai pangan dari daerah surplus ke daerah defisit sebanyak 5 ribu ton.

Komoditas yang dimobilisasi ada beras, bawang merah, cabai keriting, cabai rawit merah, jagung, dan telur ayam ras.

Lalu, daging ayam ras, gula konsumsi, minyak goreng, livebird atau ayam hidup, dan sapi hidup.

Dari sejumlah komoditas tersebut, jagung menjadi komoditas dengan volume terbanyak sekitar 3.500 ton.

“Aksi tersebut dijalankan secara business to business (B2B) melalui sinergi antara NFA, Pemda, Asosiasi Petani dan Peternak, dan Pelaku Usaha,” kata Arief.

Meski demikian, Arief tetap menempatkan aksi mobilisasi ini sebagai bagian dari solusi jangka pendek dalam upaya menjaga stabilitas.

Ia menegaskan aksi jangka panjang juga perlu dilakukan.

“Aksi yang ideal adalah memunculkan sentra-sentra produksi pangan baru di daerah, sehingga masing-masing daerah memiliki kemandirian pangan,” ujarnya.
Sumber : TRIBUNNEWS.COM