JAKARTA, KOMPAS.com – Plt Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional Risfaheri mengatakan, kondisi harga pangan nasional di tingkat konsumen saat ini secara umum mengalami kenaikan.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu dilakukam keseimbangan baru dengan dinamika yang ada.
“Di tingkat konsumen, secara umum ada pergerakan, mengalami kenaikan. Tapi saya melihat ini harus posisi keseimbangan baru dengan dinamika yang ada. Karena ada kenaikan harga produksi. Tentu berpengaruh terhadap harga ditingkat konsumen,” ujar Risfaheri dalam webinar virtual, Selasa (9/8/2022).
Terkait hal itu, kata dia, Badan Pangan Nasional saat ini tengah memproses penetapan harga acuan baik di tingkat produsen maupun konsumen.
“Mudah-mudahan bisa segera kami terbitkan, sehingga ini menjadi acuan ke depan bersama, baik itu di produsen maupun di konsumen, dan di para pegadang,” kata Risfaheri.
Lebih lanjut ia mengatakan, concern Badan Pangan Nasional adalah petani harus tetap bisa sejahtera. Sebab, jika petani tidak sejahtera, maka ketersediaan produksi akan terancam. Sementara NFA harus menjaga daya beli masyarakat dan inflasi.
“Ini menjadi concern kami di Badan Pangan Nasional. Bagaimana kami menetapkan harga, menjaga pertimbangan dari sisi produsen maupun konsumen,” ujar Risfaheri.
Di samping itu Risfaheri memaparkan dinamika harga komoditas pangan saat ini.
Dia mengatakan, beras dan jagung dalam kondisi stabil. Hal itu karena memiliki daya simpan yang lama serta ada peranan Bulog di dalamnya.
“Namun beda halnya pada cabai. Komoditas satu ini pergerakannya sangat volatile. Karena dari segi simpanannya pendek sehingga kelebihan produksi akan mempengaruhi harga konsumen secara cepat,” terangnya.
Sumber: https://money.kompas.com/read/2022/08/10/074929826/harga-pangan-naik-badan-pangan-nasional-bakal-terbitkan-harga-acuan-untuk