ROMA – Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) melaporkan, patokan harga komoditas pangan dunia pada Oktober 2024 melonjak ke level tertinggi dalam 18 bulan terakhir. Kenaikan harga komoditas pangan global ini dipimpin oleh peningkatan tajam akibat kuotasi minyak nabati dunia.
“Indeks Harga Pangan FAO yang melacak harga komoditas pangan yang diperdagangkan secara global mencatat, rata-rata (mencapai) 127,4 poin pada Oktober, atau naik 2% (mtm) dan 5,5% (yoy),” katanya dalam laporan yang dikutip di Jakarta, Senin (11/11).
Meski demikian, indeks harga pangan global pada bulan ini masih minimal atau tetap di bawah 20,5% yang puncaknya terjadi pada Maret 2022.
Pertama, Indeks Harga Minyak Nabati FAO Oktober melonjak sebesar 7,38% (mtm). Kondisi ini mencapai titik tertinggi dalam dua tahun sebagai akibat dari kenaikan kuotasi untuk minyak kelapa sawit, kedelai, bunga matahari dan minyak lobak.
“(Kenaikan indeks harga minyak nabati) terutama didorong oleh kekhawatiran tentang produksi,” ucapnya.
Kedua, Indeks Harga Sereal FAO Oktober meningkat sebesar 0,9% (mtm), dipimpin oleh kenaikan harga ekspor gandum dan jagung.
Kenaikan harga gandum global dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak menguntungkan di negara-negara pengekspor utama di belahan bumi utara. Begitu pula, pemberlakuan kembali harga dasar gandum tidak resmi di Federasi Rusia dan meningkatnya ketegangan di wilayah Laut Hitam.
Lalu, harga jagung dunia juga naik, sebagian didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan tantangan transportasi di Brasil karena rendahnya permukaan air sungai.
“Sebaliknya, Indeks Harga Beras FAO turun 5,6% (mtm) pada Oktober, mencerminkan penurunan harga (jenis) beras indica yang didorong oleh ekspektasi meningkatnya persaingan di antara para pengekspor, setelah India mencabut pembatasan ekspor beras yang tidak pecah (non-broken rice),” ungkapnya.
Ketiga, Indeks Harga Gula FAO naik 2,6% (mtm) di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut atas prospek produksi 2024-2025 di Brasil setelah kondisi cuaca kering yang berkepanjangan. Meningkatnya harga minyak mentah internasional juga berkontribusi terhadap peningkatan harga gula dengan mengalihkan lebih banyak tebu ke produksi etanol.
Keempat, Indeks Harga Susu FAO naik 1,9% (mtm) pada Oktober. Adapun secara tahunan, harga rata-rata susu dunia Oktober 2024 lebih tinggi 21,4% (yoy).
“Peningkatan (harga susu dunia) tersebut terutama didorong oleh harga keju dan mentega internasional yang lebih tinggi, sementara harga susu bubuk menurun,” terangnya.
Kelima, Indeks Harga Daging FAO Oktober turun sebesar 0,3% (mtm) atau secara umum melawan harga pangan global bulanan yang cenderung naik. Penurunan ini terutama karena harga daging babi yang lebih rendah akibat peningkatan tingkat pemotongan di Eropa Barat di tengah melemahnya permintaan domestik dan internasional.
“Sementara harga unggas dunia turun sedikit pada Oktober, sementara harga daging domba tetap stabil. Sebaliknya, harga daging sapi meningkat secara moderat, didukung oleh pembelian internasional yang lebih kuat,” jelasnya.
Sumber: https://validnews.id/ekonomi/fao-sentuh-poin-harga-pangan-dunia-oktober-capai-level-tertinggi