Beras IR Langka di Pasaran, Ternyata Karena Tergeser Beras Ciherang

BANJARMASINPOST.CO.ID – Langkanya beras IR di tingkat petani dan juga di pasaran ternyata disebabkan keberadaan IR tergeser oleh kehadiran beras Ciherang.

Hal ini diungkap Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani, Kamis (28/10/2021).

Menurutnya, beras IR-64 adalah varietas beras unggul. Visual berasnya bijinya besar. Kemudian, tekstur nasinya setelah dimasak pulen.

“Kini varietas ini sudah banyak digeser oleh ciherang karena produktivitasnya ciherang lebih tinggi,”   beber Kadisdag Kalsel, Birhasani, Kamis (28/10/2021).

Untuk pedagang beras di pasar kalsel baik IR-64 ataupun ciherang semua nya selalu disebut ciherang (beras ganal pulen).

“Di pasar lebih banyak beras ganal atau si ganal. Para pedagang memang tidak banyak jual si hirang karena kurang laku. Jadi beras yang paling murah itu beras si ganal,” kata dia.

Untuk harga, beras si ganal Rp.7.500/liter. Dari data Bulog, pertanggal 25 Oktober 2021, Beras Medium, yang termasuk medium adalah betas cihirang, beras ganal dan betan pandak Cadangan Beras Pemerintah(CBP) sebanyak 11.040,22 Ton.

“Medium untuk Komersil sebanyak 20,84 TON, beras Premium (Komersil) 57,5 Ton,” kata dia.

Diketahui, beras jenis IR mulai dikeluhkan langka di petani dan dipasaran. Terutama di Tanah Laut. Hal itu ditemukan ketua komisi II DPRD Kalsel Imam Suprastowo.

“Hampir tidak ada ditemukan beras jenis IR lagi,” kata dia.

Jenis beras yang banyak di pasaran tambahnya adalah jenis siam. Padahal jenis siam tergolong lebih mahal dari pada jenis IR. Beras ini menurut Imam sangat membantu bagi warga berpenghasilan rendah.

“Kalau jenis IR itu maksimal per kilogram Rp 7 ribu, kalau jenis siam minimal Rp 9 ribu,” imbuhnya.

Ditelusuri ke petani jelas Imam minimnya stok beras jenis IR lantaran banjir yang melanda Kalsel awal tahun lalu. Padahal beras jenis ini yang merupakan beras yang mudah dan cepat dipanen oleh petani karena hanya memakan waktu tiga bulan contohnya beras jenis Inpari hingga Ciherang.

“Sebelum banjir banyak, tapi sekarang langka. Penyebabnya banjir kemarin, sekarang baru langka, efeknya kan belakangan,” tambahnya.

Jika terjadi kelangkaan beras jenis IR di Tanahlaut maka daerah pertanian lain yang juga terkena banjir lalu ujarnya juga dipastikan akan mengalami hal yang sama. (Banjarmasinpost .CO.ID/Nurholis huda)