Badan Pangan Nasional Ungkap 4 Komoditi Pangan Naik 10% Melebihi Harga Acuan

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) mencatat, terdapat empat komoditas yang kenaikan harganya lebih besar dari 10% di atas harga eceran tertinggi (HET) atau harga acuan pembelian (HAP).

Empat komoditas pangan tersebut ialah, jagung di tingkat peternak per 27 Mei kemarin harganya 24,78% lebih besar dari harga acuan pemerintah.

Kemudian garam konsumsi juga mengalami kenaikan 19,34% lebih tinggi dari harga acuan pemerintah. Ketiga beras medium di zona 3 naik 15,61% lebih besar dari harga eceran tertinggi. Keempat adalah telur ayam ras yang naik 14,39% lebih besar dibanding harga acuan pemerintah.

“Kita mengevaluasi harga hari ini, kemarin rata-rata minggu lalu, rata-rata bulan lalu dan rata-rata tahun lalu, dan kita bandingkan ternyata benar ada 4 komoditas yang kenaikan harganya lebih besar dari 10% di atas HET atau HAP,” kata Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Pangan Nasional Andriko Noto Susanto dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (29/5).

Ia menjelaskan, untuk harga jagung di tingkat peternak yang naik tersebut memicu harga ayam ras dan telur naik. Dimana saat ini hampir di seluruh provinsi sentra peternak telur harga jagung di tingkat peternak naik.

Adapun kenaikan harga jagung pakan tertinggi terjadi di provinsi Riau sebesar Rp 7.370 per kilogram.

“Penyebab kenaikan harga ini yang pertama memang ada peningkatan konsumsi jagung kita. Kedua biaya operasional pupuk tinggi dan biaya produksi alat yang belum optimal,” ujarnya.

Menyikapi kenaikan harga jagung pakan, Badan Pangan Nasional beserta Dinas Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten terus melakukan kegiatan fasilitasi distribusi pangan.

Fasilitasi distribusi dilakukan dari sentra jagung di Provinsi NTB misalnya, kepada peternak telur UMKM di Pulau Jawa melalui wadah rumah bersama asosiasi peternak layer.

“Per akhir Maret kemarin 2023 telah didistribusikan sebanyak 256.893 kilogram jagung dan masih akan terus berproses,” ungkapnya.

Selain itu, pemerintah daerah juga diminta berkoordinasi dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) jagung, distributor dan peternak layer di wilayah masing-masing untuk memastikan kelancaran distribusi jagung.

Andriko menyebut, pemerintah daerah juga dapat melakukan intervensi melalui fasilitasi distribusi pangan, atau pemberian insentif kepada peternak UMKM sesuai dengan ketersediaan anggaran masing-masing.

Kemudian kenaikan harga garam dikarenakan adanya penurunan produksi garam di beberapa wilayah sentra akibat gagal panen karena cuaca basah. Sedangkan untuk kenaikan harga beras medium di zona 3, Andriko berharap Bulog mempercepat pendistribusian beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Ia menambahkan, untuk kenaikan harga telur ayam ras salah satu penyebabnya adalah harga pakan yang naik. Selain itu, adanya kenaikan permintaan beberapa hari terakhir di masyarakat.

“Adanya acara-acara hajatan yang menyebabkan konsumsi telur kita meningkat,” kata Andriko.

Berdasarkan panel harga Badan Pangan Nasional per 27 Mei 2023 rata-rata nasional harga jagung ditingkat peternak ialah Rp 6.239 per kilogram lebih tinggi dari HAP Rp 5.000 per kilogram. Telur ayam ras Rp 30.885 per kilogram, melebihi HAP Rp 27.000 per kilogram.

Kemudian garam konsumsi rata-rata nasional Rp 11.934 per kilogram atau 19,34% lebih tinggi dari HAP-nya yakni Rp 10.000. Beras medium di zona 3 rata-rata nasional ada di Rp 13.642 per kilogram atau 15,61% dari HET Rp 11.800 per kilogram. Adapun HET beras medium zona 3 meliputi wilayah Maluku dan Papua.

Sumber: https://nasional.kontan.co.id/news/badan-pangan-nasional-ungkap-4-komoditi-pangan-naik-10-melebihi-harga-acuan