Badan Pangan Nasional Jelaskan Langkah Penurunan Harga Pokok

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyebutkan penurunan harga bahan pokok terutama cabai dan bawang, berkaitan dengan produksi. Namun, mengingat kondisi cuaca saat ini, dia mengakui, produksi bahan pokok belum bisa diatur.

Arief menjelaskan, saat ini, seharusnya kondisi cuaca sudah memasuki cuaca kemarau. Di samping itu, teknologi seperti pola tanam, teknologi pengeringan, dan green house belum bisa diatur.

“Sehingga yang kita butuhkan sekarang adalah teknik penyimpanan, teknologi penyimpanan, dan bagaimana mendistribusikannya,” ujarnya kepada awak media di Kota Bogor, Kamis (14/7).

Di samping itu, lanjut Arief, ada kesetimbangan baru seperti harga pupuk, sewa lahan, pestisida, dan pakan ternak yang naik. Namun ia mengakui pemerintah sudah melakukan subsidi dengan meng-cover 20 persen pengrajin di bawah.

“Misal, kita berikan ke pengrajin tahu tempe, insetif Rp 1.000. Itu sudah dilakukan. Bulan pertama 12 ribu pengrajin, bulan kedua 16 ribu, bulan ketiga 20 ribu, itu diberikan insentif Rp 1.000,” tuturnya.

Selain kepada pengrajin tahu dan tempe, sambung Arief, pemerintah juga sudah memberikan subsidi minyak goreng. Serta pendistribusian 380 ribu ton beras Bulog.

Dia menjelaskan, Indonesia merupakan salah satu negara yang inflasinya terbaik dengan angka di bawah 4 persen. Namun, mekanisme yang dipakai dari pemerintah ke masyarakst adalah subsidi.

“Nah seberapa kuat kita mensubsidi, fiskal kita ketat, makanya kita harus tepat sasaran. Kemudisn kita pilih produk yang mendukung dan ekonomi kita tetap bisa bertahan,” ucapnya.

Sumber: https://repjabar.republika.co.id/berita/rezzre396/badan-pangan-nasional-jelaskan-langkah-penurunan-harga-pokok