Produk Food Station Terbaru Beras Burasa Mempermudah Tukang Bubur Ayam untuk Wirausaha

JAKARTA – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) mengeluarkan produk baru.

Perseroan yang bergerak di bidang pangan ini melaunching produk beras Bubur Beras Nusantara (Burasa) tanpa perlu diracik dengan beras umum lainnya.

Direktur Utama PT FSTJ Pamrihadi Wiraryo mengatakan, produk ini memang dikhususkan untuk para pedagang bubur yang ada di Jakarta maupun luar daerah.

Beras bubur ini belum ada di pasaran, sehingga keberadaannya dapat mempermudah pedagang bubur untuk berwirausaha.

“Mereka bisa melakukan order secara online, sehingga tidak mengganggu aktivitas berjualan pedagang, karena akan di-deliver atau dikirim ke tempat-tempat mereka berdagang,” kata Pamrihadi saat launching Burasa di Jakarta International Equestrian Park (JIEP), Kelurahan Kayu Putih, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur pada Jumat (16/9/2022) malam.

Pamrihadi mengatakan, beras Burasa diproduksi dari padi varietas Mentik Wangi dan mempunyai keunggulan pada aromanya yang khas dan alami.

Harga beras Burasa juga sangat kompetitif sekitar Rp 60.000 per bungkus seberat lima kilogram.

Beras Burasa tidak didistribusikan ke pasar-pasar untuk sementara ini, meski demikian untuk mendapatkannya relatif mudah.

Produk ini juga dapat dipesan online melalui platform atau marketplace seperti, Food Station Official Shop (Shopee), Food Station (Tokopedia) dan Food Station Tjipinang Jaya (Lazada).

“Harga sendiri sangat kompetitif, dalam arti pedagang bubur relatif lebih murah membeli produk Burasa ketimbang membeli produk lain yang ada di Pasar. Produk seperti ini belum ada di pasar, dan biasanya mereka meracik sendiri khusus untuk bubur ayam,” jelasnya.

“Harga sendiri sangat kompetitif, dalam arti pedagang bubur relatif lebih murah membeli produk Burasa ketimbang membeli produk lain yang ada di Pasar. Produk seperti ini belum ada di pasar, dan biasanya mereka meracik sendiri khusus untuk bubur ayam,” jelasnya.

Pamrihadi, menargetkan penjualan beras Burasa dalam jangka pendek sekitar 20 ton per bulan.

Beras Burasa hanya diproduksi dalam kemasan lima kilogram, karena mengacu pada kapasitas panci para pedagang bubur ayam.

“Semua ukuran lima kilogram, karena satu panci bubur itu equivalen dengan lima kilogram sehingga membuat mereka jadi praktis juga.

Di Jakarta itu, ada 265 kelurahan di Jakarta, rata-rata satu kelurahan pedagang buburnya ada 20 orang, berarti ada ratusan mungkin ribuan pedagang bubur yang potensial,” ungkap Pamrihadi.

Dalam kegiatan itu, FSTJ juga mengundang sekitar 100 pedagang bubur di Jakarta, yang dibekali kewirausahaan dan BPJS Kesehatan.

Acara semakin meriah karena diadakan undian berhadiah atau doorprize, dengan hadiah utamanya berupa umrah untuk dua pedagang bubur yang disponsori salah satu agen travel umrah.

Seorang pedagang bubur bernama Muhammad Imron Rosadi, sempat terkejut saat mendapat undian untuk melaksanakan ibadah umrah.

Dia mengaku tidak menyangka bisa mendapatkan undian yang sangat dinanti oleh umat muslim tersebut.

“Saya sendiri benar-benar nggak nyangka, mimpi apa semalam bisa dapat hadiah umrah. Intinya, jangan lupa sama orang tua (berbakti) karena berkah dan rahmatnya kita semua ada di mereka,” kata Imron yang biasa berjualan di wilayah Gading Raya, Rawamangun, Jakarta Timur ini. (faf)