Kolaborasi Kementan-Petani Milenial Dukung Penyebarluasan Informasi dan Capaian Sektor Pertanian

Jakarta – Digitalisasi pada bidang pertanian menjadi salah satu upaya mengakselerasi minat generasi muda untuk terjun dan mengembangkan pertanian baik di sektor hulu maupun hilir. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian terus melakukan terobosan dalam melanjutkan tongkat estafet pemenuhan kebutuhan pangan nasional.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri saat menerima kunjungan peserta Young Ambasador Agriculture dan Duta Polbangtan di Gedung Pusat Informasi Agribisnis (PIA) , Senin (27/2).

Menurut Kuntoro, sektor pertanian menyediakan lapangan kerja bagi lebih dari 38 juta orang di Indonesia, namun, hampir 80% petani Indonesia berusia di atas 45 tahun. Tantangan dan peluang inilah yang menurutnya bisa dioptimalkan. Pasalnya, ada 65 juta penduduk usia muda dengan rata-rata usia 28 tahun.

“Ada stigma yang selama ini sudah tertanam tentang petani, seperti berpendapatan rendah, kurang menarik, akses permodalan susah, dan petani-petani kita memiliki skill serta pengetahuan yang rendah,” katanya.

Stigma tersebut, lanjut Kuntoro bisa dirubah oleh anak-anak muda, generasi milenial yang berani terjun di dunia pertanian. Karena karakter anak-anak muda, menurutnya memiliki kemampuan beradaptasi yang tinggi, Kreatif, melek teknologi, mampu berpikir kritis.

Dijelaskan Kuntoro, saat ini, program-program Kementan diarahkan untuk merangsang dan melahirkan petani-petani muda baru sesuai dengan cita-cita mewujudkan pertanian Indonesia Maju, Mandiri dan Modern.

Sebagai informasi, jumlah peserta Young Ambasador Agriculture Program YESS sebanyak 88 yang berasal dari seluruh Indonesia dan sudah memiliki usaha di bidang pertanian maupun jasa pertanian yang sudah berjalan kurang lebih 2 tahun.

Sedangkan untuk Duta Polbangtan, ada 28 peserta, merupakan mahasiswa aktif Polbangtan/PEPI yang direkomendasikan dengan IP minimal 3.00, memiliki wawasan luas mengenai politeknik vokasi serta aktif di media sosial.

Salah satu petani milenial, yang berasal dari Sulawesi Utara, Minahasa Selatan, Melisa Sakul (32 tahun) mengungkapkan bahwa alasannya terjun sektor pertanian adalah untuk memberikan nilai lebih produk pertanian.

“Jadi yang kita garap sektor hilirnya, bagaimana agar produk pertanian memiliki nilai lebih dengan pengemasan menarik dan pemasaran yang lebih luas,” ungkap Melisa.

Kepada 116 peserta kunjungan yang hadir, Kuntoro menyampaikan harapan agar ke depan, para petani milenial bisa berkolaborasi dan melakukan sinergi.

“Kolaborasi dan sinergi sudah menjadi kebutuhan, karena tidak semua hal bisa dilakukan sendiri termasuk bagi Biro Humas, oleh karena itu teman-teman petani milenial juga bisa membantu dan mendukung penyebauasan informasi program, kebijakan dan capaian yang sudah dilakukan Kementan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani,” pungkasnya.

Sumber: https://www.katakini.com/artikel/82071/kolaborasi-kementan-petani-milenial-dukung-penyebarluasan-informasi-dan-capaian-sektor-pertanian/