Nilai surplus neraca ini menjadi lebih besar lagi bila memperhitungkan carry over surplus tahun sebelumnya. Beras surplus 8,5 juta ton, jagung 2,8 juta ton, daging ayam 465 ribu ton dan minyak goreng 618,5 ribu ton
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Pertanian memastikan ketersediaan pangan pokok dalam kondisi yang aman dan terkendali hingga akhir tahun 2021, berdasarkan prognosa 12 komoditas pangan pokok yang dipantau Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan.
Mengutip data Badan Ketahanan Pangan Kementan di Jakarta, Kamis, prognosa pangan per 30 September 2021 beberapa komoditas pangan yang sepenuhnya dari produksi dalam negeri, tanpa memperhitungkan carry over surplus, masih mengalami surplus. Antara lain, beras surplus 1,12 juta ton, jagung 1,43 juta ton, daging ayam 450 ribu ton, dan minyak goreng 42.500 ton.
“Nilai surplus neraca ini menjadi lebih besar lagi bila memperhitungkan carry over surplus tahun sebelumnya. Beras surplus 8,5 juta ton, jagung 2,8 juta ton, daging ayam 465 ribu ton dan minyak goreng 618,5 ribu ton,” ujar Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Risfaheri.
Sementara untuk komoditas yang memiliki umur simpan pendek seperti bawang merah, cabai dan telur, neraca ketersediaannya setiap bulan selalu surplus.
“Tentu kita berharap tidak ada gangguan iklim yang ekstrem sehingga prakiraan produksi tersebut dapat tercapai,” kata dia.
Risfaheri mengatakan komoditas pangan pokok yang kebutuhannya sebagian dipenuhi dari importasi seperti bawang putih, gula konsumsi, daging sapi, juga masih surplus sampai dengan akhir tahun, apabila digabungkan antara produksi domestik dan importasi. Pengecualian untuk komoditas kedelai yang neracanya masih surplus bila memperhitungkan carry over stok tahun sebelumnya.
“Bila rencana pemasukan sesuai harapan, maka stok akhir tahun ini diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan 2-3 bulan pada awal tahun 2022, sehingga gejolak harga yang sering terjadi di awal tahun dapat dihindari,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Panel Harga Pangan dan proyeksi harga BKP, sampai akhir tahun harga pangan strategis terpantau stabil kecuali beberapa komoditas pangan pokok perlu mendapat perhatian yaitu minyak goreng dan daging sapi yang harganya di atas harga acuan pembelian (HAP).
Untuk daging sapi, Kementan terus berupaya meningkatkan produksi sapi lokal. Sementara minyak goreng diupayakan melalui pemerataan distribusi minyak goreng dengan menggandeng BUMN pangan untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga minyak goreng di seluruh wilayah.
Meskipun neraca ketersediaan pangan pokok secara nasional surplus, Risfaheri memberikan perhatian khusus pada distribusi antar wilayah khususnya di wilayah timur Indonesia. Permasalahan sebaran produksi yang tidak merata dan konektivitas antar wilayah masih terkendala sehingga sering mengakibatkan pasokan surplus di suatu wilayah dan daerah lain defisit.