Di tengah krisis pangan dunia, Indonesia sepakati ekspor beras 2,4 juta ton

Jakarta – Stok beras Indonesia berlebih ditengah ancaman krisis pangan dunia. Bahkan Indonesia menyepakati kerjasama ekspor beras ke Cina, Brunei Darussalam dan Arab Saudi sebanyak 2,4 juta ton pada tahun 2022 ini. Hal tersebut disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat kunjungan panen raya lahan IP 400 di Desa Tegalsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Syahrul Yasin Limpo mengatakan, krisis pangan dunia dipengaruhi oleh pandemi Covid-19, perubahan iklim dan perang Ukraina-Rusia. Sejumlah negara melaporkan inflasi yang tinggi karena pengaruh krisis tersebut. Akibatnya, harga sejumlah komoditas pangan seperti gandum dan kedelai naik signifikan. Indonesia diutungkan dengan sistem pertanian yang cukup kuat dalam menghadapi krisis pangan.

“Kenaikan harga pangan yang terjadi saat ini imbas dari krisis pangan dunia. Untuk Indonesia justru jadi peluang produk pertanian mengakses pasar internasional,” katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Deni Suryanti, Minggu (26/6).

Menurut dia, kondisi saat ini justru harus dimanfaatkan meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu yang kemudian digenjot adalah program pemerintah dengan pola tanam indeks pertanian (IP) 400. Lahan-lahan yang disediakan oleh daerah lumbung pangan dengan pola tanam tersebut bisa maksimal empat kali panen dalam setahun.

Di Sukoharjo sendiri, luasan lahan IP 400 yang disediakan pemerintah daerah seluas 2.088 hektare. Tersebar diseluruh wilayah yang memenuhi syarat penerpapan IP 400. Menjadi lahan terluas yang mengaplikasi pola tanam IP 400 terluas di Indonesia. “Kami tekankan semua daerah memperkuat ketahanan pangan untuk menghadapi krisis,” ujarnya.

Syahrul Yasin Limpo menegaskan, program IP 400 didukung subsidi oleh pemerintah daerah dan juga dana desa. Hasil panen satu hektar lahan rata-rata 5 – 6 ton gabah. Sehingga dalam satu tahun bisa mencapai 20-an ton gabah. Jumlah yang cukup bahkan berlebih untuk kebutuhan dalam negeri. Kelebihan atau surplus panen inilah yang kemudian diekspor ke luar negeri.

Kunjungan Mentan ke Sukoharjo yang sekaligus merayakan Hari Krida Pertanian Nasional ini juga mendorong setiap daerah agar mengaplikasikan pertanian modern untuk meningkatakan produktivitas lahan. Kemudian memberikan akses serapan hasil panen petani secara maksimal.

Dilain pihak, Bupati Sukoharjo, Etik Suryani menambahkan, program IP 400 di Sukoharjo dimulai Tahun 2021 lalu. Saat ini telah memasuki musim tanam kedua. Untuk hasil panen musim tanam pertama, produktivitasnya mencapai 73,21 kuintal per hektare gabah kering giling. Panen musim tanam kedua turun menjadi 70,6 kuintal per hektare gabah kering giling. Penurunan produktivitas dipicu karena serangan hama Wereng Batang Coklat. “Lahan pertanian yang mengaplikasi pola tanam IP 400 di Sukoharjo kini sudah tidak pernah di bero-kan lagi,” kata Etik.