AKURAT.CO Perubahan telah mendorong dunia memasuki era revolusi industri yang keempat, atau disebut industri 4.0. Era ini ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet.
Kondisi ini membuat semua sektor harus mampu beradaptasi, termasuk juga pertanian. Untuk itu, Kementerian Pertanian menyiapkan langkah antisipasi dengan memaksimalkan petani muda.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menegaskan Kementan terus berupaya mengubah wajah sector petanian mengandalkan para petani muda dan pemanfaatan teknologi digital.
“Pembangunan pertanian ke depan akan semakin mengandalkan para petani muda dengan teknologi digital, terutama sebagai strategi untuk memperkuat produksi dan distribusi. Agripreneur muda yang melek teknologi adalah potensi dan mitra strategis memecahkan kendala distribusi serta lemahnya akses pasar petani selama ini,” tutur Mentan SYL.
Mentan pun yakin ditangan generasi muda, bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik.
“Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian. Bertambahnya startup milenial ini merupakan bukti Kementerian Pertanian serius melakukan percepatan regenerasi petani,” tegas SYL.
Pada acara Studium General bertajuk Agribisnis 4.0 Menuju Pertanian Maju, Mandiri dan Modern, yang diselenggarakan di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, 13 November 2021, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengungkapkan tantangan terbesar dalam menghadapi era disrupsi adalah kualitas SDM pertanian.
“Kementan terus berupaya meningkatkan kualitas sdm pertanian. Hal ini dilakukan karena SDM yang berkualitas akan lebih mudah beradaptasi dengan teknologi baru ataupun cara-cara baru yang diterapkan untuk menghadapi kompetitor yang lebih unggul”, tegas pria yang akrab di sapa Prof Dedi ini.