Ekspor Produk Pertanian Indonesia ke Tiongkok Meningkat 36,6 Persen

Beijing: Duta Besar Djauhari Oratmangun didampingi Atase Perdagangan dan Fungsi Ekonomi KBRI Beijing menghadiri Sustainable Development Conference of International Agriculture. Kegiatan ini berlangsung di China National Convention Center, Beijing, Tiongkok, pada 6 September 2021.

Konferensi dihadiri para pakar dan pelaku bisnis sektor industri pertanian di Tiongkok dengan tetap menerapkan protokol Kesehatan secara ketat. Kegiatan ini bagian dari rangkaian China International Fair for Trade in Services (CIFTIS), salah satu pameran terbesar di Tiongkok yang berlangsung pada 2-7 September 2021.

“Nilai ekspor produk pertanian Indonesia ke Tiongkok pada 2020 mencapai USD828,12 juta (setara Rp11,8 triliun), naik 86,95 persen dibanding 2019,” kata Dubes Djauhari, dikutip dari pernyataan KBRI Beijing yang diterima Medcom.id, Selasa, 7 September 2021.

“Sementara untuk periode Januari sampai Juli 2021 ekspor pertanian Indonesia sudah mencapai USD542,73 juta (sekitar Rp7,74 triliun), meningkat sebesar 36,6 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020,” kata dia.

Dubes Djauhari menyebut pentingnya pembangunan industri pertanian sejalan dengan industri 4.0. Tentunya ini untuk mendorong produksi pertanian yang bernilai tambah, produktivitas tinggi serta ramah lingkungan.

Dia menjabarkan sejumlah produk pertanian Indonesia yang menjadi unggulan ekspor ke Tiongkok seperti minyak sawit, sarang burung walet, karet alam dan turunannya, kakao, kopi dalam bentuk biji dan kemasan, teh, buah-buahan tropis, rempah-rempah, dan lainnya.

Kegiatan yang dibesut Asia Pacific Regional Working Group of the World Union Wholesales Market (APRG) dan China Agricultural Wholesale Market Association (CAWA) tersebut, dilatarbelakangi oleh tantangan perkembangan pasar sektor pertanian dan pangan domestik maupun global yang semakin besar, akibat meningkatnya demand di tengah situasi pandemi covid-19 yang memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian dunia.

Pertemuan secara spesifik mengurai pentingnya harmonisasi antara industri pertanian yang berorientasi pada kebutuhan dengan pembangunan berkelanjutan. CAWA sendiri merupakan asosiasi pasar induk Tiongkok yang banyak berkontribusi dalam promosi produk pertanian Indonesia termasuk sarang burung walet.

Pengusaha Tiongkok melalui CAWA memiliki kesempatan berinvestasi sekaligus membangun kerja sama dengan pelaku usaha sektor pertanian Indonesia.

(JMS)

Sumber Medcom.id