UNICEF: 9 dari 10 Anak di Gaza Menderita Kekurangan Gizi

TEMPO.CO, Jakarta – Organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa untuk anak-anak, UNICEF, menerbitkan laporan tentang kemiskinan pangan anak-anak di seluruh dunia. Laporan ini khusus berfokus pada ‘dampak bencana’ serangan Israel di Gaza.

Dalam laporannya, UNICEF menemukan bahwa 90 persen anak-anak di Gaza kekurangan gizi dan menghadapi ancaman “parah” terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan mereka. Sebuah laporan, yang diterbitkan oleh UNICEF pada hari Kamis, 6 Juni 2024, mengungkapkan dampak bencana dari serangan Israel di wilayah kantong tersebut, yang telah menyebabkan “runtuhnya” sistem pangan dan kesehatan. UNICEF menemukan bahwa satu dari 10 anak bertahan hidup dengan dua atau lebih sedikit kelompok makanan per hari antara Desember tahun lalu dan April tahun ini.

“Laporan ini menggambarkan meningkatnya kekurangan gizi yang mengerikan,” ujar UNICEF. Laporan tersebut juga menyoroti bahwa 65 persen anak-anak diberi makan hanya sekali pada pada Februari.

Israel mengatakan mereka tidak membatasi pasokan kemanusiaan untuk warga sipil di Gaza. Israel malah menyalahkan PBB atas lambatnya pengiriman dan mengatakan bahwa operasinya tidak efisien.

Namun dengan terjadinya kelaparan di Gaza, dan beberapa anak meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi, Israel didesak agar mengizinkan masuknya makanan ke Gaza. Tekanan datang bahkan dari sekutu setia Israel.

Laporan UNICEF mengatakan bahwa tindakan militer, yang telah menghancurkan sistem pangan dan memberlakukan pembatasan ketat terhadap impor barang-barang komersial dan pasokan kemanusiaan, telah menghilangkan jutaan makanan, air dan bahan bakar yang mereka butuhkan.

Laporan yang bertajuk Kemiskinan Makanan Anak: Perampasan Gizi pada Anak Usia Dini (Child Food Poverty: Nutrition deprivation in Early Childhood) meneliti kemiskinan pangan di kalangan anak-anak termuda di dunia pada 100 negara. Laporan ini memperingatkan bahwa lebih dari satu dari empat anak di bawah usia lima tahun hidup dalam kemiskinan pangan yang “parah”, yang berarti lebih dari 180 juta anak menghadapi dampak buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan mereka.

Dari anak-anak yang hidup dalam kemiskinan pangan yang parah, 65 persen hanya tinggal di 20 negara. Sekitar 64 juta anak yang terkena dampak berada di Asia Selatan, sementara 59 juta berada di Afrika Sub-Sahara.

Mengutip situasi di Gaza dan Somalia, laporan tersebut menekankan betapa cepatnya anak-anak ditempatkan pada risiko kekurangan gizi yang mengancam jiwa. “Ini mengejutkan di zaman sekarang ini ketika kita tahu apa yang perlu dilakukan,” ujar Harriet Torlesse, salah satu penulis utama laporan tersebut.

Untuk memenuhi keragaman pangan minimum untuk perkembangan yang sehat, anak-anak harus mengonsumsi makanan dari setidaknya lima dari delapan kelompok makanan yang ditentukan oleh skor keanekaragaman pangan yang digunakan oleh UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kelompok ini termasuk ASI, telur, produk susu, daging, unggas, ikan, dan kelompok lainnya.

Anak-anak yang hanya mengonsumsi dua kelompok makanan per hari memiliki kemungkinan 50 persen lebih besar mengalami malnutrisi parah, kata ketua UNICEF Catherine Russell dalam pernyataan yang menyertai laporan tersebut.

Sumber: https://dunia.tempo.co/read/1876927/unicef-9-dari-10-anak-di-gaza-menderita-kekurangan-gizi