Terancam Pasokan Pangan Dunia Usai Jalur Ekspor Gandum Diblokir Rusia

Jakarta – Rusia masih membatasi ekspor gandum dari Ukraina dan Rusia ke sejumlah negara. Gandum diketahui bagian penting dari pasokan pangan dunia.

Dilansir Deutsche Welle (DW), Sabtu (19/3/2022), perusahaan agrikultur terbesar Jerman, BayWa melaporkan, Rusia masih menghalangi ekspor gandum dari Ukraina dan Rusia. Sama sekali tidak ada gandum yang diekspor dari negara itu.

“Tidak ada (gandum) diekspor dari pelabuhan Ukraina saat ini – tidak ada yang meninggalkan negara itu sama sekali,” kata Jrg-Simon Immerz, kepala perdagangan bagian biji-bijian di BayWa kepada kantor berita Jerman dpa.

Pernyataan Immerz didukung oleh Otoritas Maritim Panama, pada Rabu (16/3) mengatakan, Angkatan Laut Rusia mencegah 200-300 kapal meninggalkan Laut Hitam. Kebanyakan dari kapal itu mengangkut gandum.

Ketahanan Pangan terancam

Pembatasan ekspor gandum dan pupuk diduga berada di urutan teratas dalam daftar sanksi balasan Moskow, yang dapat memiliki konsekuensi lebih lanjut bagi pasokan pangan dunia dan inflasi harga pangan. Diketahui, Rusia memproduksi hampir 80 juta ton gandum per tahun dan mengekspor hampir 30 juta ton, sementara Ukraina mengekspor sekitar 20 hingga 25 juta ton gandum per tahun.

Immerz dari BayWa lebih lanjut mengatakan, seluruh pasar kini mengikuti ekspor Ukraina lebih dari Rusia, karena ekspor Rusia saat ini dianggap lebih berisiko.

“Gandum disemai di musim gugur dan sekarang saatnya perlu diberi pupuk,” kata Immerz.

“Jagung bahkan belum ditaburkan, dan jika itu tidak bisa ditaburkan, tentu saja, tidak akan ada panen,” imbuhnya.

Meksi begitu, BayWa meyakini tidak ada alasan untuk takut akan kekurangannya pasokan gandum karena tidak ada kiriman dari Rusia dan Ukraina. Sebab, gandum banyak dipanen di Uni Eropa (UE) daripada yang dikonsumsi.

“Uni Eropa mengekspor sekitar 30 juta ton gandum setiap tahun, dan Jerman juga merupakan negara pengekspor pada tahun-tahun normal,” kata Immerz.

Tapi itu tidak berlaku untuk semua jenis biji-bijian. “Kita mengandalkan impor untuk jagung,” tambahnya.

Sumber: detik.com