Jakarta – Kamar Dagang dan Industri Ukraina (UCCI) pekan lalu mengunjungi Indonesia untuk menyampaikan sejumlah potensi, salah satunya dalam hal kerja sama dagang. Sejumlah delegasi dari Ukraina datang ke Indonesia dan melakukan berbagai pertemuan dengan pebisnis hingga pemerintah Indonesia.
detikcom berkesempatan mewawancarai salah satu delegasi untuk menanyakan bagaimana kondisi bisnis di Ukraina hingga potensi kerja sama dagang antara Ukraina dan Indonesia. Salah satu delegasi yang ditemui adalah Direktur Departemen Kerjasama Internasional Kamar Dagang dan Industri Ukraina (UCCI) Ukraina, Anna Liubyma.
Dalam kesempatan itu, Anna menceritakan bagaimana kondisi Ukraina saat ini dan bagaimana kondisi ekonomi negara tersebut. Ia menyebut, kegiatan kerja sama dagang atau ekonomi dengan negara lain sangat menurun hingga 30%. Laju bisnis di negara tersebut sempat tersendat, terutama pada lini pengiriman barang melalui lautan.
Anna mengatakan hanya tiga pelabuhan yang bisa digunakan untuk bisnis, sementara sisanya menggunakan jalur darat yakni menggunakan kereta api. Selain itu, laju pekerja pabrik di Ukraina juga sempat mengalami penurunan. Karena sumber listrik di negara itu diserang hingga menyebabkan mati listrik total.
“Kalau dulu banyak pabrik mereka memanufaktur mesin, alat berat, alat besar, sekarang karena blackout-blackout tersebut mereka tidak bisa bekerja dengan kapasitas penuh. Jadi itu terkendala saat ini,” katanya kepada detikcom saat ditemui di salah satu restoran di bilangan Jakarta pusat, beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Anna meyakini laju bisnis di Ukraina masih terus berjalan sebesar 60%. Dalam lawatannya di Indonesia, pihak Kadin Ukraina, menawarkan berbagai kerja sama dagang, terutama pada bidang pangan.
Berikut ini wawancara lengkap detikcom dengan Direktur Departemen Kerjasama Internasional Kamar Dagang dan Industri Ukraina (UCCI) Ukraina, Anna Liubyma.
Kita semua tahu saat ini di Ukraina sedang terjadi perang dengan Rusia, bagaimana kondisinya saat ini?
Saat ini kondisinya masih sangat berbahaya dan setiap hari ada ancaman serangan. Setiap malam mendengar ancaman. Memang kami ada militer di bagian timur. Hal terburuk dari perang ini adalah banyak orang tewas setiap hari dan seperti Anda ketahui banyak serangan dilakukan secara langsung kepada kami beberapa minggu lalu. Rumah-rumah warga sipil diserang Rusia dan 44 orang tewas, termasuk 10 anak tewas dan ini terjadi tiap minggu, tiap bulan. Oleh karena itu, kami merasa harus segera berakhir.
Jadi ketegangan ini masih berlangsung?
Iya. Kami ingin ada perdamaian, tidak mungkin mengedepankan kepentingan Rusia. Mereka ingin mengendalikan Ukraina.
Apa dampak besar perang terhadap ekonomi Ukraina?
Jadi memang 2 tahun krisis COVID berdampak pada seluruh dunia, termasuk Ukraina terkena dampak. Akan tetapi perang ini memang memperparah krisis ini. Tetapi saya mewakili organisasi dan bisnis, dan saya bisa meyakinkan pada seluruh pihak, bahwa 60% pada bisnis itu tetap berjalan. Kalau bicara aktivitas ekonomi asing, ada perlambatan sebesar 30%. Jadi, perkiraannya, kalau kita bandingkan dengan musim semi atau musim panas perkiraannya sudah lebih baik dan PDB kami memang jatuh sebesar 30%.
Untuk logistik dan transportasi itu terhambat ya. Berkaitan dengan hal ini hanya ada tiga pelabuhan laut yang beroperasi dan ini karena perjanjian free grain yang ditandatangani di Istanbul pada tanggal 23 Juli dan mulai efektif tanggal 1 Agustus 2022. Untuk saat ini perusahaan-perusahaan Ukraina, mereka menggunakan via rel kereta. Jadi, memang cukup susah juga karena rel rel ini ada di perbatasan-perbatasan di mana ada Polandia, Romania, Slovakia, dan Hungaria situ.
Berkaitan dengan logistik, situasinya sudah lebih baik karena kami memang sudah membangun jalur disebut custom terminal, terminal yang sudah dikhususkan, jadi itu untuk transportasinya. Jadi transportasinya harus didaftarkan dulu secara digital atau aplikasi. Ini salah satu gagasan dari Kementerian Digitalisasi kami. Aplikasi yang baru saja ceritakan namanya ‘Yasera’ dalam bahasan kami.
Berkaitan dengan pebisnis dan entrepreneur kami sudah banyak melakukan relokasi dari bagian timur dan sekarang pindah ke bagian barat yang lebih aman ataupun mereka pindah ke negara-negara Eropa lainnya atau wilayah lain yang lebih aman. Di sini sudah lebih fokus pada investasi misalnya dengan investasi dengan Indonesia. Jadi mereka sudah memindahkan factory, mereka sudah membuka kantor perwakilan di beberapa tempat.
Perang ini telah menyebabkan rantai pasok berubah, jadi kalau dulu ekspor impor banyak dengan Rusia tetapi sekarang sudah berubah. Kami sudah tidak melakukan itu, oleh karena itu kami berupaya mencari pasar-pasar baru nah ini perusahaan Ukraina daya saingnya sangat baik, mereka bisa menyediakan mutu yang lebih baik dengan harga yang lebih bersaing.
Jadi, intinya bisnis-bisnis di Ukraina ini ingin melakukan ekspor. Mereka ingin membuka pasar baru. Sebagai contoh saya berikan sedikit data, jadi dari setengah semua dari perusahaan yang dibuka di Polandia itu adalah perusahaan Ukraina.
Saya bisa mengatakan juga perusahaan-perusahaan Ukraina sangat berani, dan mereka tetap melakukan donasi, mereka tetap membayar pajak. Di Ukraina juga mereka masih mendukung militer, juga melakukan donasi untuk humaniter dan untuk berurusan dengan warga sipil dan pengungsi.
Tetapi berkaitan dengan logistik dan lain sebagainya masih ada blackout jadi listrik mati total. Jadi blackout ini berlangsung selama tiga hari, jadi jadwal pabrik ini harus menyesuaikan. Karena blackout–blackout ini, perusahaan di Ukraina terkendala. Kalau dulu banyak pabrik mereka memanufaktur mesin, alat berat, alat besar, sekarang karena blackout–blackout tersebut mereka tidak bisa bekerja dengan kapasitas penuh. Jadi itu terkendala saat ini.
Ini penting untuk dicatat, sebelum perang terjadi, pembangkit-pembangkit listrik di Ukraina juga ekspor memasok listrik ke Eropa. Tetapi karena perang itu sudah tidak bisa dilakukan lagi. Jadi kalau dulu di wilayah Kherson itu ada pembangkit listrik surya terbesar di Eropa ini di samping sumber listrik tradisional ya. Jadi ini untuk sumber energi terbarukan, kami dulu juga ada pembangkit listrik tenaga dari angin. Tetapi itu sekarang semua jadi target dan diserang.
Jadi, berkaitan dengan ekonomi sangat penting, bahwa ekonomi kami tetap dijaga dipertahankan dan tetap berlangsung. Karena menurut yang kami ketahui, 50% dari ekonomi Ukraina datangnya dari bantuan internasional tetapi 50% lagi dari pajak dikumpulkan. Jadi sangat penting untuk tetap melangsungkan kegiatan ekonomi.
Sekarang yang kami lakukan, kami organisasi non pemerintah juga banyak bekerja sama dengan organisasi non pemerintah lain. Kami menyediakan layanan gratis untuk perusahaan-perusahaan Ukraina, dan juga untuk perusahaan asing yang mau berbisnis dengan perusahaan Ukraina. Kami bisa memfasilitasi.
Sekarang ada platform baru bagi pihak asing yang mau berinvestasi di Ukraina atau berbisnis di Ukraina. Jadi kami ada program yang iresidence. Jadi mereka itu ditujukan untuk investor-investor asing yang mau berbisnis dengan Ukraina, nah kalau mereka tidak bisa hadir secara langsung jadi ini bisa banyak hal secara online melalui iresidence ini.
Menteri ekonomi kami memang sekarang sudah ada perjanjian dengan Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA). MIGA ini adalah satu group bernaung di bawah World Bank dan itu memang sudah ada dana US$ 17 miliar untuk program asuransi dan investasi dan pada tahun 2023 ada UA$ 30 juta yang sudah dialokasikan untuk memperbantu program investasi asuransi ini.
Badan kredit ekspor kami ini adalah instrumen yang sangat membantu, mereka ini memberikan pinjaman-pinjaman kepada perusahaan Ukraina juga yang melakukan ekspor.
Memang ada daftar barang-barang sangat penting dan sangat kritis yang bisa dikreditkan masuk untuk pangan serta pertanian. Jadi, memang Ukraina merasa bertanggung jawab atas ketahanan pangan dunia, oleh karena itu ada program biji bijian dari ukraina sudah ada ekspor sekitar 20 juta ton termasuk gandum, jagung, dan biji matahari. Ini memang ekspor tiga pelabuhan laut. Tetapi sekarang juga sedang negosiasi, untuk membuka 3 pelabuhan lagi di wilayah lain.
Ukraina ini salah satu pemasok terbesar sedunia untuk produk pertanian biji-biji jadi pemasok 30% di dunia. Contohnya untuk ekspor minyak biji bunga matahari rangkingnya nomor 1 jadi 70% ekspornya dari Ukraina. Gandum, jagung itu 15% dan dari total ekspor global.
Ini kalau kita biar spesifik dagang dengan Indonesia, Ukraina ini mengekspor sorgum serta sereal dan ada juga makanan yang siap makan. Jadi bahan pangan yang olah ada nilai tambahnya. Itu ada potensi juga untuk ekspor. Kami juga tahu Indonesia impor apel dari Italia itu harganya cukup mahal. Jadi nilai 20 hari itu bisa setahun kalau dengan ukraina. Jadi kami bisa memproduksi 1.000-1.500 ton.
Ada potensi di industri anggur atau wine, jadi ini memang sedang berkembang di Indonesia. Jadi kami mendapatkan informasi dari asosiasi wine di Indonesia, bahwa mereka mengimpor varietas-varietas anggur, buang anggur dari Ukraina karena memang dari Ukraina yang terbaik. Berkaitan dengan produk hortikultura buah buahan, kami juga bisa ekspor ke Indonesia, stroberi, blueberry, semua jenis berry.
Kami tahu Indonesia kuat dalam bidang pertanian, jadi kami juga bisa menawarkan benih-benih yang kualitasnya baik yang bisa ditanamkan di Indonesia. Kami juga eksportir terbesar pupuk, jadi kami juga bisa mengekspor besar pupuk ke Indonesia. Kami juga bisa menawarkan produk-produk agritech, misalnya untuk rumah hijau di bawah tanah, drone untuk menyebarkan pupuk dan kami juga ada hal hal di bidang budidaya air, serta peternakan siput juga, ada juga aplikasi untuk menghubungkan pedagang ke peternak. Jadi disebutkan saja bidang saja, kami bisa ceritakan lebih lanjut juga.
Kami juga tertarik, untuk mengimpor produk-produk dari Indonesia seperti buah-buahan kopi dan juga kakao. Dan juga untuk ban mobil ya, jadi itu ada permintaan yang cukup tinggi dari Ukraina, jadi kami perlu karet untuk memproduksi ban mobil. Untuk produksi kain, kami butuh pewarna alami, jadi misalnya dari pohon mangga. Jadi banyak potensi yang bisa dikerjakan bersama.
Sebelum saya lupa, kami juga bisa menjalin kerja sama untuk dalam hal pesawat terbang. Saya tahu di Indonesia kurang lebih 600 bandara udara adalah cara yang paling sering digunakan karena di sini banyak kepulauan. Jadi bisa juga ada kerja sama untuk mengembangkan pesawat-pesawat terbang, tetapi ini memang terkendala karena perang. Dan pertama-tama kami memang harus bertahan hidup terlebih dahulu.
Kami juga ada pesawat kargo pesawat udara terbesar itu namanya Mriya, itu artinya mimpi atau dream. Sayangnya itu dirusak saat pasukan-pasukan Rusia menginvasi dan merusak.
Sumber: https://finance.detik.com/wawancara-khusus/d-6567410/menyibak-kondisi-bisnis-setahun-perang-pecah-hingga-peluang-dagang-dengan-ri