“Kiamat” Baru Ancam Australia, Ini Kronologinya

Jakarta, CNBC Indonesia – Australia terancam “kiamat” baru. Ini terkait krisis pangan yang dikhawatirkan terjadi di negara tetangga RI tersebut.

Australia ternyata masuk dalam daftar negara yang kemungkinan besar akan mengalami krisis pangan akibat melonjaknya inflasi dan bencana alam. Bagaimana bisa?

Hal ini terlihat dari “Laporan Kelaparan” tahunan lembaga amal Foodbank, dikutip Selasa (12/10/2022). Foodbank mencatat sebanyak 500.000 rumah tangga di Negeri Kanguru akan sulit mendapatkan bahan makanan.

Tak hanya itu, Foodbank juga mengatakan krisis ini menyebabkan ketidakpastian tentang warga dalam mendapatkan makanan dan nutrisi yang cukup bagi mereka. Kepala eksekutif Foodbank, Brianna Casey, mengatakan situasinya merupakan yang terburuk selama enam tahun bekerja di lembaga itu.

“Saya belum pernah melihat sesuatu seperti yang kita lihat sekarang. Ini akan mengejutkan banyak orang bahwa kita melihat tingkat kerawanan pangan yang lebih buruk daripada puncak pandemi … Orang-orang telah keluar dari pandemi dalam banyak kasus dalam posisi yang lebih rentan daripada saat mereka masuk,” ujarnya.

Australia saat ini tengah berjuang melawan rekor biaya hidup yang tinggi. Inflasi tahunan pada Agustus melonjak menjadi 6,8% dari hanya di bawah 2% sebelum pandemi. Saat pandemi, inflasi makanan juga lebih rendah, sekitar 1,3%

Foodbank sendiri menjelaskan bahwa di antara mereka yang mengalami kerawanan pangan, 64% menyebutkan ini akibat dari kenaikan atau biaya hidup yang tinggi dan 42% menunjuk pada ‘penghasilan rendah atau tunjangan pemerintah yang berkurang’ sebagai penyebab utama.

Akibat inflasi, keterangan Biro Statistik Australia menyebutkan harga buah dan sayuran naik 18,6% pada Agustus dibandingkan tahun lalu. Harga makanan dan minuman nonalkohol juga meningkat menjadi 9,3% dalam 12 bulan hingga Agustus 2022.

Banjir di Pantai Timur Australia antara Maret dan Juli menambah gangguan pangan di negara itu. Pasalnya, bencana ini menghancurkan tanaman dan mendorong lonjakan harga makanan di Australia.

Temuan Foodbank ini juga didasarkan pada survei perwakilan nasional yang dilakukan pada Juli lalu tentang kerawanan pangan di Australia. Hasilnya juga menyebutkan krisis kali ini lebih parah daripada penelitian sebelumnya.

“Laporan itu mengatakan 21% orang Australia, atau lebih dari 2 juta orang,telah mengalami kerawanan pangan yang parah dalam 12 bulan terakhir. Itu naik dari 17% pada laporan 2021,” sebagaimana ditulis oleh Guardian.

Saat ini warga Australia setidaknya harus mencari bantuan dari badan amal setempat untuk mendapatkan pasokan makanan. Setidaknya mereka juga harus mengeluarkan 100 dolar Australia (Rp 966 ribu) hingga 150 dolar Australia (Rp 1,45 juta) hanya untuk membeli beberapa tas belanjaan di supermarket Woolies.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20221018064750-4-380441/kiamat-baru-ancam-australia-ini-kronologinya