3 Usul BRIN ke G20 untuk Perkuat Sistem Pangan Dunia

Jakarta, CNN Indonesia — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan Presidensi G20 Indonesia harus menjadi momentum penting dalam mendorong kerja sama internasional membangun sistem ketahanan pangan dunia yang berkelanjutan.

Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari mengatakan sistem pangan yang berkelanjutan dan kuat penting untuk dibangun demi mewujudkan dunia tanpa kelaparan.

Agar itu semua bisa terwujud, pihaknya  menyampaikan 3 usulan ke Presidensi G20 Indonesia. Pertama, melakukan pemulihan sistem pangan.

Pemulihan ini diperlukan untuk menjamin agar produksi pangan tinggi, rantai pasok kembali normal dan sistem perdagangan pangan terjadi tanpa hambatan sesuai aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Kedua, menciptakan iklim investasi berkelanjutan. Pengembangan iklim investasi berkelanjutan dilakukan dengan meningkatkan peran aktif sektor swasta melalui kemitraan “public private partnership”. Kemitraan tersebut harus saling menguntungkan di sektor pangan dan pertanian.

Sedangkan usulan ketiga, meningkatkan transfer teknologi dan pembangunan kapasitas kepada negara-negara yang membutuhkan. Peningkatan transfer teknologi dan pembangunan kapasitas ditujukan meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan daya saing sektor pertanian dan pangan di negara-negara yang membutuhkan.

Selain 3 usulan itu, agar ketahanan pangan global secara berkelanjutan bisa dicapai, BRIN katanya, juga berharap semua negara bisa bekerja sama untuk memastikan perdagangan dan distribusi pangan dapat berjalan dengan baik guna menghadapi krisis.

“Kuncinya memang harus menjalin kerja sama antarnegara dan memastikan perdagangan dan distribusi lancar,” katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (11/4).

Sementara itu dari sisi BRIN, ia mengatakan agar ketahanan pangan bisa tercipta, pihaknya akan menjaga komitmen meningkatkan kapasitas riset, invensi dan inovasi dalam bidang pertanian serta pangan, sehingga terjadi peningkatan produktivitas, kualitas, dan daya saing produk pangan di pasar global.

“Antisipasi perubahan iklim global juga terus dilakukan melalui pendekatan ‘high-tech’ untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim baik ‘on-farm’ maupun ‘off-farm’,” ujarnya.

Ia mengatakan varietas unggul tanaman pangan dan hortikultura dengan produktivitas tinggi yang mempunyai ketahanan banyak terhadap cekaman abiotik dan biotik diperlukan.

Peternak sapi dan kambing perah yang adaptif dengan iklim tropis juga akan dikembangkan BRIN melalui persilangan dengan sumber daya genetik sapi dan kambing lokal Indonesia.

Proses persilangan dipandu dengan penggunaan markah molekuler untuk karakter-karakter unggul sehingga proses seleksi turunannya dapat dilakukan secara presisi.

Sumber : cnnindonesia.com