JAKARTA, suaramerdeka.com – Rendahnya produktivitas padi nasional, salah satunya, berdampak pada harga beras di Indonesia yang masih lebih mahal dari harga internasional.
Menurut PIHPS, harga rata-rata beras Indonesia pada 2020 di pedagang besar sebesar Rp 10.473/kg, sedangkan Bank Dunia mencatat harga beras di tingkat internasional sebesar Rp 6.886/kg.
Hal ini salah satunya karena biaya produksi beras di Indonesia lebih tinggi dari negara lain, seperti Vietnam yang biaya produksinya 3 kali lebih rendah.
Peneliti Center for Indonesian Policy (CIPS) Indra Setiawan menuturkan, biaya produksi tentunya bisa ditekan dengan penggunaan teknologi pertanian yang efisien.
“Intensifikasi yang mendorong penggunaan teknologi pertanian tentu akan menjadi kesempatan untuk menurunkan biaya produksi. Penggunaan teknologi pertanian akan meningkatkan efisiensi baik sebelum maupun setelah panen,” ungkap Indra.
Penggunaan bibit unggul juga perlu didorong dan intensifikasi lahan juga hendaknya dilakukan di wilayah yang tingkat produktivitasnya lebih rendah daripada wilayah lain di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini memperkirakan produksi beras pada 2021 sebesar 55,27 juta ton GKG, atau naik 1,14 persen dari tahun 2020.
Peningkatan produksi ini harus diikuti dengan metode produksi yang efisien untuk menurunkan kehilangan padi pasca panen.***
Sumber suaramerdeka.com