Petani Kabupaten Lebak apresiasi kebijakan Jokowi tingkatkan produksi pangan

Penerapan teknologi pertanian tersebut guna peningkatan produksi pangan, bahkan pemerintah tiga tahun terakhir ini tidak mengimpor beras untuk dijadikan cadangan pangan nasional

Jakarta–Petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo ( Jokowi) meningkatkant produksi pangan agar Indonesia tidak mengimpor beras dari luar negeri.

“Kita sangat merasakan kebijakan Presiden Jokowi dengan menerima bantuan pertanian itu, sehingga produksi pangan meningkat,” kata Ketua Kelompok Tani Sukabungah, Desa Tambakbaya, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak Ruhyana saat dihubungi di Lebak, Selasa.

Petani Kabupaten Lebak kini setiap musim panen produksi pangan meningkat dari lima ton menjadi enam ton gabah kering pungut ( GKP) per hektare.

Meningkatnya produksi pangan itu, lanjutnya, karena adanya intervensi kebijakan Pemerintahan Jokowi dengan menyalurkan berbagai bantuan pertanian padi sawah.

Bantuan sektor pertanian itu dengan direalisasikan pembangunan infrastruktur jaringan irigasi, embung hingga waduk. Bahkan di Kabupaten Lebak kini dibangun Waduk Karian di antaranya untuk mengaliri ribuan hektare sawah.

Petani juga mendapatkan peningkatan sumber daya manusia ( SDM) untuk penerapan teknologi dengan mengikuti pelatihan workshop, bintek dan studi banding ke daerah yang lebih maju di sektor pertanian pangan juga magang ke Jepang.

Penerapan teknologi pertanian tersebut guna peningkatan produksi pangan, bahkan pemerintah tiga tahun terakhir ini tidak mengimpor beras untuk dijadikan cadangan pangan nasional.

Selain itu petani menerima bantuan benih, pestisida, pupuk subsidi, mesin pabrik beras, traktor dan perluasan areal persawahan.

Penyaluran bantuan pertanian tersebut tentu produksi pangan di Kabupaten Lebak meningkat sehingga dapat menguntungkan usaha petani.

Sebetulnya, kata dia, produksi pangan rata-rata enam ton/ hektare GKP sudah masuk surplus.

“Kami di sini produksi enam ton/hektare bisa memenuhi permintaan pasar sebanyak 30-50 ton/ bulan setara beras, ” kata Ruhyana.

Menurut dia, kebijakan Jokowi terhadap pertanian pangan cukup dirasakan para petani di Kabupaten Lebak dan kesejahteraan petani relatif baik, meski dilanda pandemi.

Saat ini, petani setiap musim panen dapat menyumbangkan kedaulatan pangan nasional, sebab produksi pangan itu dipasok ke berbagai daerah, seperti Karawang, Bogor, Sukabumi, Tangerang hingga Lampung.

“Kami sendiri juga terkadang memasok beras hingga Tangerang dan Jakarta, ” kata Ruhyana yang memiliki 250 anggota petani.

Nurdin (50) seorang petani Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya sangat terbantu Pemerintah Pusat dengan menerima berbagai bantuan sarana produksi (sapras) pangan untuk meringankan beban ekonomi.

“Kami panen Oktober 2021 lalu hingga mencapai enam ton GKP dengan penghasilan Rp30 juta dengan harga gabah Rp5.000/kg, ” katanya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Iman Nurzaman mengatakan kebijakan Presiden Jokowi untuk sektor pertanian sangat dirasakan petani karena produksi pangan di daerah ini setiap tahun surplus.

Perhatian Jokowi terhadap petani Lebak cukup besar hingga menyalurkan bantuan sekitar Rp25 miliar per tahun untuk mendongkrak produksi pangan serta peningkatan usaha petani agar kehidupan mereka lebih baik.

“Saya kira sejak Jokowi menjadi presiden dipastikan Lebak sebagai lumbung pangan di Provinsi Banten,” katanya.