Mbak Ita Gelar Sekolah Berkebun, Cetak Petani Perkotaan dari Lahan Terbatas

Sumber Foto Kuasakata.com

Jakarta – Sekolah Berkebun namanya, sebagai tempat untuk cetak petani perkotaan di Kota Semarang. Sekolah Berkebun diinisiasi Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. Hal itu dilakukan sebagai upaya warga tetap produktif selama pandemi Covid-19 belum berakhir.

Wakil Walikota Semarang yang akrab disapa Mbak Ita ini mengatakan Hal ini jadi alternatif mencetak petani perkotaan dengan cara menanam padi tanpa harus memiliki lahan sawah. Cukup di halaman terbatas atau ruang kosong dengan menggunakan media tanam dan pot tanam secukupnya.

Di rumah pribadinya, Bukit Duta No 12 Bukit Sari Semarang, jadi tempat sharing ilmu menanam aneka jenis padi dengan Sekolah Berkebun. Belum lama ini Kelompok Wanita Tani (KWT) PKK RW 24 Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang mendapat pelatihan di Sekolah Berkebun.

“Beberapa waktu lalu saya memberikan pelatihan dengan menanam banyak jenis padi melalui belajar di Sekolah Berkebun,” kata Mbak Ita.

Pada pelatihan Sekolah Berkebun, Mbak Ita memperkenalkan cara tanam varietas padi jenis M70D. Varietas ini kata dia, mempunyai masa tanam dan panen yang relatif singkat yakni hanya 70 hari.

“Varietas padi lainnya panen 3 bulan atau 107 hari, M70D cukup sampai 70 hari saja,” jelasnya.

Sebagai tahap uji coba cara tanamnya juga kali ini unik, hanya mengunakan pot atau polybag, tidak pada lahan persawahan. Hal ini sebagai upaya mencetak petani perkotaan dengan lahan yang cukup ada di halaman rumah atau sisa tanah.

“Kita akan melihat perkembangan dan pertumbuhannya menunggu 70 hari,” beber dia.

Sebelumnya, ia membeberkan, di Sekolah Berkebun sudah menanam padi varietas lainnya yang sudah tumbuh dan sudah dipanen. Ada varietas padi inpago yang telah dipanen menghasilkan dua kilogram beras. Kedua varietas si denuk juga sudah dipanen dengan menghasilkan tiga kilogram beras.

Hari Kusriyani, Ketua PKK RW 24 Kelurahan Sendangmulyo, mengaku pelatihan menanam padi menjadi sesuatu yang baru. Biasanya, dia mendapat pelatihan di Sekolah Berkebun hanya sebatas Tananam sayuran dan buahan.

“Kami sudah mendapat pelatihan dua kali dari Bu Ita, dan ini tanam padi di pot sesuatu yang baru menanam padi di pot,” katanya.

Ia menyatakan, usai mendapatkan pelatihan, dia akan menularkan ilmu itu kepada warga PKK untuk juga menanam padi di pot atau polybag.

 

Sumber-KUASAKATACOM