Distribusi Pangan Jadi Kunci Ketahanan Pangan RI

Jakarta, CNBC Indonesia – Ketahanan pangan tidak bisa dimungkiri sangat bergantung terhadap pasokan atau suplai bahan pangan. Sehingga menjadi sangat krusial bagi pemerintah untuk memastikan kelancaran distribusinya.
Disinyalir sepanjang Januari hingga November 2022, Indonesia telah mengimpor sekitar 8,43 juta ton gandum dan 2,15 juta ton kedelai. Adapun sebagian bahan pangan tersebut masuk melalui Pelabuhan Krakatau International Port (KIP) yang dimiliki PT Krakatau Bandar Samudera anak usaha dari PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera selaku Operator Pelabuhan KIP Akbar Djohan menyatakan, pihaknya akan terus melakukan inovasi terutama di bidang digitalisasi, agar proses bongkar muat pangan di pelabuhannya menjadi lebih cepat dan efisien, hal ini sangat dibutuhkan bagi kelancaran distribusi pangan nasional.”Kami saat ini telah memiliki Continuous Ship Unloader (CSU) dengan kemampuan bongkar 20.000 ton/day yang memiliki kualitas food grade sehingga menjaga pasokan tidak terkontaminasi bakteri/zat berbahaya. Selain itu, sistem digitalisasi KIPOS yang dapat memonitor proses bongkar muat secara realtime, membuat proses bongkar muat pangan lebih cepat dan efisien,” ungkapnya dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (19/1/2023).

Akbar yang juga sebagai Kepala Badan Rantai Pasok Kadin Indonesia mengungkapkan, bongkar muat pangan yang dilakukan Pelabuhan KIP semakin meningkat dari tahun ke tahun. Demikian diharapkan kelancaran distribusi pangan semakin baik sehingga ketahanan pangan Indonesia semakin kuat.

“Total Market Grain dan SBM Provinsi Banten pada tahun 2022 sebesar 4,9 juta ton/tahun di mana 70% dilayani oleh Pelabuhan KIP. Bongkar muat grain (gandum, kedelai dan soybean meal/SBM) KIP sendiri menunjukkan tren meningkat dalam beberapa tahun ini, dimana tahun 2022 kami layani kargo pangan sebesar 20% dari total kargo tahunan kami, oleh karena itu pangan menjadi perhatian khusus bagi kami untuk terus ditingkatkan pelayanannya,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, pantauan terhadap datangnya kedelai di Pelabuhan KIP hari ini merupakan upaya Pemerintah dalam mengamankan stok dan harga kedelai agar harga tahu dan tempe di masyarakat tetap stabil.

“Pemerintah mengambil langkah strategis dan antisipatif mengimpor kedelai untuk menjaga stok dan harga, sehingga diharapkan kelancaran distribusi ini dapat menjaga ketahanan pangan terutama kedelai di Indonesia dengan terciptanya stabilitas harga di masyarakat,” tukasnya.

Pelabuhan KIP merupakan Integrated Industrial Port yang berada di Cilegon Banten, mempunyai kapasitas bongkar sebesar 25 juta ton/tahun, dengan 17 slot dermaga dan kedalaman 21 LWS sehingga kapal super capesize dapat melakukan bongkar di pelabuhan ini. KIP juga Memiliki Lahan 65 Ha yang terintegrasi dengan Kawasan Industri Krakatau Steel, fasilitas private road, fasilitas terminal peti kemas, dengan lingkungan bisnis yang cukup mature.

Selain itu, Pelabuhan KIP juga memiliki Gudang Tertutup kapasitas 150 ribu ton dan Integrated Warehouse (IWH) yang bekerjasama dengan FKS Group dengan berkapasitas 210 ribu ton. Dengan fasilitas yang telah dimiliki dan inovasi digitalisasi yang terus dikembangkan, KIP siap menjadi hub pangan nasional Indonesia, sehingga kelancaran distribusi pangan Indonesia menjadi lebih baik dan ketahanan pangan Indonesia menjadi semakin kuat.

Sumber : https://www.cnbcindonesia.com/news/20230119165944-4-406894/distribusi-pangan-jadi-kunci-ketahanan-pangan-ri