Food Station Kolaborasi Jaga Stabilitas Telur di Jakarta

Jakarta-PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) memperkuat kerja sama dengan Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga pangan, terutama telur yang terjadi beberapa waktu terakhir

Kerja sama tersebut ditandai dengan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PT FSTJ dengan Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar.

Acara penandatangan juga dihadiri Perwakilan dari Bank Indonesia DKI Jakarta dan Perwakilan Bank Indonesia Kediri di Gudang Produksi mitra, Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Selasa (13/9).

Direktur Utama PT FSTJ, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar merupakan mitra produksi telur ayam yang selama ini menjadi pemasok kebutuhan telur program pangan murah bersubsidi.

Melalui kerja sama ini, Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar menyatakan kesanggupannya mensuplai kebutuhan telur program pangan murah bersubsidi untuk memastikan ketahanan pangan serta inflasi di Jakarta tetap terjaga dan terkendali.

“Kegiatan ini juga dalam rangka memastikan kualitas, evaluasi dan diskusi rencana peningkatan program kerja sama ke depan,” ujar Pamrihadi, Rabu (14/9).

Pamrihadi menjelaskan, peninjauan dengan Perwakilan Bank Indonesia ini dilakukan mulai dari kunjungan ke kandang, gudang produksi atau pengemasan hingga seremonial pengiriman telur sebanyak lima ton ke lokasi penerima manfaat program pangan bersubsidi di Jakarta.

Ia menilai, kunjungan ke lokasi mitra produksi tersebut sangat penting guna memastikan ketersediaan telur untuk pangan murah bersubsidi aman dan akan terus ditingkatkan penyerapannya, baik secara kuantitas dan kualitas.

“Peran Food Station dalam pengamanan pangan terutama, telur merupakan salah satu bentuk dukungan pengendalian inflasi di Jakarta,” katanya.

Menurut Pamrihadi, untuk efisiensi biaya produksi, pihaknya akan mendukung mitra produksi telur dengan melakukan suplai jagung melalui program budidaya dan bekerja sama bersama perguruan tinggi dalam membuat formulasi pakan ternak yang hemat namun berkualitas.

Pengiriman telur ke Food Station yang awalnya lima ton juga akan ditingkatkan hingga 20 ton per satu kali pengiriman dengan bersinergi bersama PT KAI untuk mengefisienkan biaya transportasi.

“Hal ini juga meminimalisasi risiko kerusakan produk, sehingga pasar telur tidak hanya untuk pangan bersubsidi, namun akan ditambah juga melalui bisnis komersil ke mitra produksi bakery, hotel, restoran dan lain sebagainya,” urai Pamrihadi.

Ketua Koperasi Peternak Unggas, Sukarman menyampaikan, pihaknya akan terus memperbaiki kualitas, memastikan ketersediaan stok dan keterjangkauan harga.

“Kami juga akan mencoba belajar bersama dalam memformulasikan pakan yang lebih efisien supaya ke depannya harga telur lebih stabil dan kualitas terjamin,” tandasnya.