Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama tim Ombudsman mengunjungi kabupaten Indramayu untuk melakukan monitoring panen dan penggilingan padi di desa Mundakjaya Kecamatan Cikedung hari Selasa (6/4/2022). Ini guna memastikan ketersediaan atau stok beras di tingkat produsen mampu memenuhi kebutuhan.
Kepala Keasistenan Utama III Bidang Pertanian dan Pangan Ombudsman Triyoga Muhtar Habibi mengapresiasi Kementerian Pertanian dalam melaksanakan tugasnya untuk menjaga ketersediaan pangan.
“Terima kasih atas kinerja Kementerian Pertanian sebagaimana sebelumnya kami melakukan kajian terkait dengan cadangan beras pemerintah dan kemudian salah satu poin yang menjadi catatan adalah optimalisasi Permentan 9 tahun 2020 tentang Kostraling,” ujar Yoga.
Menurut Yoga dalam rangka menjaga harga beras sesuai dengan undang-undang Layanan Publik No 25 Tahun 2009 salah satu contoh barang publik yang perlu selalu dikontrol adalah komoditas beras.
“Kita diamanahkan menjaga harga gabah, tentu kami mendukung Kementan dalam konteks ini. Kementan telah melaksanakan saran Ombudsman untuk selalu mendorong gabah yang dihasilkan petani dapat sesuai dengan kriteria Permendag 24 tahun 2020 dalam hal kadar air, tingkat derajat sosoh patah dan sebagainya. Kemudian dukungan sarana dan prasarana dan capaian itu sesuai dengan harapan Pemerintah selama ini,” sebut Yoga.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi yang mendampingi kunjungan Ombudsman tersebut mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian seluruh pejabat jajaran lingkup Kementan turun ke lapangan untuk mengamankan ketersediaan pangan menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri, supaya pasokan betul-betul terjaga dengan baik dan harga bisa di peroleh yang baik kepada konsumen.
“Perlu kami sampaikan secara nasional termasuk Jawa Barat ini ketersediaan beras lebih dari cukup bahkan lebih surplus melimpah, dan sudah 3 tahun tidak ada impor beras umum oleh Bulog sehingga ini diyakini betul-betul ketersediaan yang cukup aman untuk beras. Kemudian untuk pangan penting lainnya yaitu cabe bawang dan daging telur dan lainnya juga terjaga dengan baik ketersediaannya ada, Nah inilah yang perlu dijaga dan dimonitoring sesuai arahan Bapak Menteri dan kita lakukan,” tutur Suwandi.
“Harapan kami di sini bersama tim ombudsman juga akan monitoring terhadap penggilingan yang ada di sini. Kita kawal Petani maupun penggilingan bisa akses kur supaya penggilingan semakin kuat produksi beras yang lebih bagus kemudian hasil-hasil petani bisa terserap dengan baik oleh pasar sehingga pendapatan petani bisa terjaga dengan baik” tandasnya.
Panen padi di hamparan 10.000 ha dengan varietas Inpari 32 terhitung tercapai produktivitas 8,4 ton/ hektar GKP. Indramayu memang notabene sebagai sentra terbesar padi. Kabupaten dengan peringkat pertama capaian padi yakni sekitar 1,3 juta ton. Potensi Luas panen padi se-Kabupaten Indramayu bulan April 2022 seluas 61.101 Ha dengan estimasi produksi 371.227 ton GKG.
Sementara itu Muhaemin petani Poktan Tani Mulus menceritakan di hamparan luasnya 278 ha, 100 ha diantaranya untuk benih. “Dijual untuk konsumsi produktivitas 8,4 ton per hektar, kalau harga untuk benih ya lebih bagus di atas harga pasar kalau untuk konsumsi harganya murah,” sebutnya.
Kelompok Tani Mulus memang tidak hanya menghasilkan untuk konsumsi saja namun juga mulai berkembang untuk menjadi penangkaran benih.
“Harapanya memang kan kita sudah di bagi 100 hektar untuk benih dan 178 hektar untuk konsumsi karena yang benih ini ternyata cukup menarik dan mudah-mudahan ini menjadi sebuah motivasi bagi para petani yang ada di sini untuk bagaimana mengoptimalkan menjadi tempat penangkaran benih,” tutur Muhaemin.
Nurul Huda selaku camat Cikedung dalam hal ini menyampaikan apresiasi atas perhatian Kementan beserta Ombudsman untuk mengawal sampai ke daerah”Harapan saya harga gabah terus stabil dan menguntungkan petani, apalagi menjelang panen raya bulan-bulan ini,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut diserahkan pula simbolis KUR kepada dua petani Indramayu masing masing Rp 500 juta untuk memperkuat RMU penggilingan.
Sumber :Tribunnews