TRIBUN-TIMUR.COM, SUMBA – Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen menjamin ketersediaan beras nasional sebagai pangan pokok strategis secara berkelanjutan.
Untuk itu, Kementan, melalui Polbangtan, melakukan pendampingan kepada petani Sumba, yang menjadi lokasi food estate.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, program lumbung pangan nasional atau food estate yang dibangun pemerintah seluas 5.000 hektar di 11 desa di Kabupaten Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur, diharapkan meningkatkan kesejahteraan petani.
Petani diajak bercocok tanam secara modern dan berkesinambungan sehingga hasil produksi bisa dipasarkan, selain memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Dalam situasi ini, 267 juta jiwa masyarakat harus dapat dijamin pemenuhan kebutuhan pangannya. Untuk itu, Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah wajib mengetahui kebutuhan dan ketersediaan pangan pokok di daerah masing-masing, serta melakukan langkah tepat jika ada masalah,” ujar Mentan SYL.
Sejalan dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan agar tidak terjadi krisis pangan, sektor pertanian tidak boleh berhenti.
“Pangan harus selalu ada. Pertanian harus selalu ada, petani harus tetap bekerja, penyuluh dan insan pertanian harus selalu bekerja,” katanya.
Ditambahkannya, ada beberapa langkah yang bisa diambil agar pangan tidak mengalami krisis.
“Di antaranya dengan penyesuaian protokol produksi bahan baku, olahan pangan bagi jaminan kualitas, keamanan pangan dan memperluas areal tanam,” ujar Dedi.
Petani bersama penyuluh Desa Wailana melakukan penanaman padi bersama yang dilaksanakan di Desa Wailawa, Kec. Katikutana Selatan, Kabupaten Sumba Tengah, NTT (11/12/2021).
Sumber tribunnews.com