JAKARTA – Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerin Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri mengatakan Indonesia belum pernah melakukan impor besar selama tiga tahun terkahir.
Ha itu sesuai data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik yang menyebut sejak 2019 hingga saat ini, Indonesia belum melakukan impor beras.
Dia mengatakan produksi beras setiap tahunnya mengalami surplus lebih tinggi dari kebutuhan konsumsinya, sehingga ketersediaan aman dan lebih dari cukup.
Dia bahkan menyebut Indonesia sudah swasembada beras.
“Pada 2019, beras surplus sebesar 2,38 juta ton, 2020 surplus 2,13 juta ton, dan 2021 surplus 1,31 juta ton,” ungkap Kuntoro di Jakarta, Kamis (7/7).
“Inilah capaian nyata perberasan kita di era pemerintah Presiden Jokowi-Ma’ruf Amin. Capaian ini tentu di tengah wabah pandemi covid 19,” sambungnya.
Kuntoro menjelaskan memang adanya impor beras khusus pada 2021, tetapi untuk kebutuhan restoran asing dan menir pecah 100%, bukan beras konsumsi umum.
Dari kondisi itu, dia menekankan pentingnya cermat memahami data dengan melihat kode HS agar tidak mengeneralisir importasi beras.
Sebab, faktanya data BPS mencatat Indonesia pada 2021 mengekspor beras untuk konsumsi sebanyak 3,3 ribu ton.
“Tidak bisa menutup diri harus 100 persen tidak impor, apalagi restoran Jepang membutuhkan beras khusus dari Jepang dan restoran asing sejenisnya serta menir pun dibutuhkan untuk pakan,” jelasnya.
Lebih lanjut, Kuntoro menekankan untuk hal terpenting yang harus diprioritaskan dan dijaga adalah menggenjot agar ekspor pertanian lebih tinggi dari pada impornya, sehingga neraca perdagangan pertanian selalu surplus.
Hal itu terbukti ekspor pertanian 2021 sebesar Rp 625 triliun atau naik 38,6 persen dari 2020.
“Ekspor pertanian yang semakin meningkat setiap tahun, jauh lebih tinggi dibanding impor, sehingga setiap tahun neraca perdagangan pertanian surplus,” tegasnya.
“Indonesia itu negara besar dan basisnya ada di sektor pertanian. Jangan melihat impor per jenis komoditas yang angkanya kecil-kecil itu, tetapi lihatlah agregatnya ekspor pertanian besar yang didukung dari perkebunan,” sambung Kuntoro.
Diketahui, berdasarkan data BPS, impor beras khusus 2021 meliputi beras Thai Hom Mali, beras setengah masak, menir dan tepung kasar, sekam/dedak/residu lainnya, dan beras 1/2 giling atau digiling seluruhnya, disosoh atau dikilapkan atau tidak berupa lain-lain. (jpnn)
Sumber : jpnn.com