Ciawi, Bogor (ANTARA) – Kementerian Pertanian (Kementan) RI berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pertanian melalui Training of Trainer (ToT) di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP), Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Kamis.
“Saya bahagia dengan ToT ini, karena, saya berpikir kemajuan bangsa besok ditentukan dengan agenda intelektual dan mindset yang lebih maju,” ungkap Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat membuka secara virtual ToT mengenai pertanian terpadu yang berlangsung pada 9-10 Desember 2021.
Menurutnya, ToT adalah bagian dari kontribusi penting untuk bangsa dan negara. Acara bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian ini, dihadiri puluhan orang secara luar jaringan, dan sebagian besar peserta lainnya mengikuti secara daring.
“Saya yakin apa yang kita lakukan hari ini adalah bagian dari kontribusi penting untuk bangsa dan negara hari ini, besok dan yang akan datang,” kata Syahrul.
Ia menegaskan, pengembangan SDM pertanian yang profesional, berdaya saing, dan berjiwa enterpreneur tinggi adalah kunci agar kondisi sektor pertanian semakin baik.
“Intinya ada di SDM. Dari SDM yang baik akan hadir tata kelola yang baik, dan adaptif, yang sesuai dengan tantangan zaman,” kata mantan gubernur dua periode Sulawesi Selatan itu.
Menurut Syahrul, ToT tersebut menjadi penting karena di masa mendatang para penyuluh, widyaiswara, dosen, dan guru akan disiapkan untuk menghadirkan SDM pertanian yang adaptif terhadap tantangan baru.
“Tidak ada lain kecuali SDM harus kita cetak yang lebih banyak adaptif, yang memiliki inovasi yang kuat, dan mampu mengimplementasikan riset, teknologi, dan sains,” tuturnya.
Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, dengan menerapkan pertanian terpadu berbasis closed loop atau lingkaran tertutup, para petani akan mendapatkan jaminan dari produknya.
“Petani akan mendapatkan sarana prasarana produksi pertanian dari subsistem hulu dari upstream kemudian di on farmnya juga tentu saja petani mendapatkan jaminan pendampingan dari penyuluh, pemerintah daerah, dan juga dari kampus dan lembaga riset,” kata Dedi.
Ia berharap closed loop ini bisa diimplementasikan dengan baik agar petani mendapatkan jaminan sarana produksi, jaminan menghasilkan produksi tinggi, dan jaminan harga yang menggembirakan.
“Saya sangat berharap konsep ini dimasifkan tahun depan di seluruh pelosok tanah air utamanya di tempat-tempat food estate kita, utamanya food estate yang tidak terlalu luas, seperti di Temanggung, Wonosobo dan lain sebagainya,” harapnya.
Sumber antaranews.com