Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia mengimpor sebanyak 407.741,4 ton beras di tahun 2021. Angka itu meningkat dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 356.286,2 ton.
Hanya saja tidak disebutkan detil nomor HS beras-beras impor tersebut, apakah termasuk beras medium atau tidak.
Di sisi lain, Indonesia baru saja mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) atas keberhasilan sistem ketahanan pangan RI dalam hal swasembada beras.
Penghargaan untuk sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan swasembada beras tahun 2019-2021 melalui penerapan inovasi teknologi pertanian itu diberikan IRRI kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8/2022).
“Izinkan saya mengucapkan selamat kepada Indonesia, atas keberhasilannya yang luar biasa besar dalam mencapai swasembada beras, dan meningkatkan level ketahanan pangan,” kata Direktur Jenderal IRRI Jean Balie dalam sambutannya yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Disebutkan, berdasarkan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Indonesia mencapai 90% lebih rasio swasembada atau rasio antara produksi dalam negeri dengan total permintaan. Ini adalah pencapaian yang sangat besar.
Ini juga menunjukkan ketahanan sistem pertanian pangan yang tinggi, tidak hanya pada beras tapi juga di seluruh sektor. “Tingkat swasembada yang tinggi memang merupakan langkah maju yang besar. Terutama di saat meningkatnya ketegangan geopolitik,” ujarnya.
Impor Masih Berlangsung
Mengutip data BPS Impor Beras Menurut Negara Asal Utama, 2000-2021 per 12 Agustus 2022, impor beras RI terbesar berasal dari India dengan porsi 215.386,5 ton di tahun 2021. Melonjak dari posisi tahun 2020 yang hanya 10.594,4 ton.
Disusul Thailand yang memasok 69.360 ton ke Indonesia tahun 2021, turun dari tahun 2020 yang sebanyak 88.593,1 ton.
Kemudian Vietnam, di mana impor beras Indonesia di tahun 2021 mencapai 65.692,9 ton, turun dari tahun 2020 yang mencapai 88.716,4 ton.
Pakistan, menempati posisi keempat sebagai asal impor beras Indonesia di tahun 2021, yaitu 52.479 ton. Namun, di tahun 2020, impor beras RI terbesar berasal dari Pakistan, mencapai 110.516,5 ton.
Sementara itu, Departemen Pertanian AS (USDA) merilis, proyeksi impor beras RI di tahun 2021/2022 dipangkas dari sebelumnya diprediksi mencapai 750 ribu ton, menjadi 500 ribu ton. Dan di periode tahun berikutnya, 2022/2023 diprediksi stagnan di angka 500 ribu ton.
Sepanjang Januari-April 2022, USDA mencatat, Indonesia mengimpor beras dari India (55%), Pakistan (19,1%), dan Thailand (13,7%).
“Meski produksi beras RI tahun 2021/2022 diprediksi turun, dengan level stok saat ini dan harga yang stabil, terpantau tidak ada kecenderungan pemerintah Indonesia memerintahkan Bulog untuk mengimpor beras medium,” demikian laporan USDA dikutip, Senin (15/8/2022).
“Impor beras Indonesia terutama adalah beras khusus oleh sektor swasta. Bulog telah diperintahkan menjaga stok minimum di akhir tahun di level 1,5-2 juta ton,” begitu lanjutan laporan USDA tersebut.
Sebelumnya, BPS merilis, luas panen padi tahun 2021 turun 2,3% atau 245,47 ha menjadi sekitar 10,41 juta ha dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 10,66 juta ha.
Akibatnya, produksi padi tahun 2021 turun 0,43% atau 233,91 ribu ton menjadi 54,42 juta ton gabah kering giling (GKG) dibandingkan tahun 2020 yang sebanyak 54,65 juta ton GKG.
Sehingga, produksi beras pada 2021 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 31,36 juta ton. Susut sebanyak 140,73 ribu ton atau 0,45% dibandingkan produksi beras di 2020 yang sebanyak 31,50 juta ton.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20220815122935-4-363796/terbanyak-dari-india-ri-impor-beras-400-an-ribu-ton