JENEWA – Ratusan juta orang berisiko mengalami kelaparan parah dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini seiring dengan meningkatnya kemiskinan ekstrem, ketidaksetaraan, dan kerawanan pangan yang diperingatkan Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) pada Selasa (12/7).
ICRC mengutip Program Pangan Dunia (WFP) yang memperkirakan, tambahan 47 juta orang akan mengalami kerawanan pangan pada 2022. Sehingga jumlahnya menjadi 811 juta orang secara global.
“Situasinya mendesak, dan rentang waktu yang tersisa untuk bertindak semakin menyempit. Tanpa upaya bersama dan kolaboratif, ini berisiko menjadi krisis kemanusiaan yang tidak dapat diubah, dengan korban manusia yang tak terbayangkan banyaknya,” kata Direktur Jenderal ICRC Robert Mardini seperti dikutip dari Antara, Kamis (14/7).
Konflik di Ukraina turut mendorong lonjakan tajam harga bahan bakar, pupuk, dan makanan. Menurut ICRC dalam sebuah konferensi pers, kondisi ini tak ayal menekan anggaran rumah tangga dan memaksa banyak keluarga mengambil pilihan mustahil setiap harinya.
Setelah melewati perang saudara selama bertahun-tahun, lebih dari 16 juta warga atau 50% lebih populasi di Yaman mengalami kerawanan pangan akut.
ICRC mengutip laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang memperkirakan 346 juta orang di Afrika menghadapi kerawanan pangan parah. Artinya, seperempat dari populasi benua itu tidak memiliki cukup makanan.
Di Afghanistan, harga tepung terigu dan minyak goreng masing-masing tercatat 47% dan 37% lebih tinggi dari harga tahun lalu. Bahkan, sebelum eskalasi konflik bersenjata di Ukraina, 90% penduduk Suriah hidup dalam kemiskinan, dua pertiganya bergantung pada bantuan kemanusiaan, dan 55% mengalami rawan pangan.
Sejumlah negara di kawasan Sahel juga mengalami salah satu kekeringan terparah dalam beberapa dekade. Hasil pangan di Niger dan Mauritania tercatat 40% lebih sedikit dibandingkan rata-rata lima tahunan.
Di Afghanistan, harga tepung terigu dan minyak goreng masing-masing tercatat 47% dan 37% lebih tinggi dari harga tahun lalu.
Sumber: https://www.validnews.id/ekonomi/ratusan-juta-orang-di-dunia-berpotensi-alami-kelaparan-ekstrem