Pertanian Beras Organik Menjadi Percontohan Pengembangan Digital Smart Farming

Dua orang pengunjung saat berwisata di lokasi Agrowisata Persawahan Poyotomo Bintan, Rabu (13/10). F.kiriman Aprizal

Jakarta – Menteri Koperasi dan UKM RI, Teten Masduki menyebutkan, kita perlu membangun korporatisasi petani.”Karena kalau terus dibiarkan petani-petani perorangan di dalam skala yang sempit, kesejahteraan peran petani sulit dan negara juga sulit untuk mendapatkan suplai pangan yang stabil baik kualitas maupun kuantitas,” kata Teten dalam keterangan tertulis, Minggu (14/11).

Hal ini disampaikan, Teten saat melaksanakan kunjungan kerja ke Desa Sejahtera Astra (DSA), Koperasi Serba Usaha (KSU) Gardu Tani Al Barokah, di Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, akhir pekan ini. Dengan adanya pembinaan dari PT Astra International Tbk, Teten berharap KSU Gardu Tani Al Barokah dapat meningkatkan kapasitas usaha koperasi menjadi korporasi pertanian organik.

Lebih lanjut, Teten menambahkan, dia antusias dan mengapresiasi adanya pemanfaatan teknologi digital yang termasuk pionir di Indonesia. Pertanian beras organik di Desa Al Barokah menjadi salah satu percontohan pengembangan digital smart farming bagi para petani.

Chief Corporate Affairs Astra, Riza Deliansyah yang turut meninjau menyampaikan, Desa Al Barokah merupakan produsen tanaman padi yang dibudidayakan secara alami, bebas dari pestisida beracun dan pupuk kimia sintetis. Produk ini, merupakan produk dari Paguyuban Petani Al Barokah yang dibina secara langsung oleh PT Astra International Tbk, lewat program DSA sejak 2019.

“Desa ini potensinya sangat luar biasa. Di sini ada produk-produk usaha dari para petani dan peternak terutama untuk pertanian organik ada di sini,” kata Riza.

Pada kesempatan tersebut, Astra memberikan bantuan sebesar Rp200 juta dan alat digital farming senilai Rp100 juta untuk membantu pengembangan produk dan mendorong peningkatan kualitas produk dari DSA Al Barokah. Dengan bantuan teknologi digital smart farming dari Astra, para petani dapat melakukan pemantauan secara langsung melalui aplikasi berbasis Android terkait kondisi fisika, kimia, dan biologi lahan pertanian.

Komponen teknologi ini, antara lain sensor-sensor kelembapan, PH tanah, kualitas air, kecepatan angin, kamera hama, dan perkembangan tanaman serta bersumber energi dari matahari atau solar panel. Seluruh proses pembuatan dan pengaplikasiannya juga dilakukan oleh putra putri petani atau pemuda tani.

“Astra berharap dengan beberapa bantuan ini dan juga kita juga bekerja sama dengan LPDB-KUMKM (Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), harapannya ke depan pertanian di Desa Al Barokah ini akan lebih maju,” Riza Deliansyah.

Astra, kata Riza, juga akan berkomunikasi dengan dunia internasional untuk memasarkan produk organik dari desa binaannya. Salah satunya target pasar negara Timur Tengah.

“Kita juga sudah hubungkan dengan beberapa pembeli mancanegara dari Timur Tengah dan lain sebagainya, sehingga produk yang ada di Susukan ini bernilai tambah yang lebih. Jadi, tidak seperti harga sebelumnya, tapi kita bisa memberikan harga yang lebih untuk para petani sehingga lebih sejahtera,” jelas Riza.

Saat ini, DSA Al Barokah telah membina 6 desa binaan di 2 kecamatan dengan 1.082 petani dan memiliki 181 hektare lahan pertanian tersertifikasi organik. Turut hadir bersama Teten diantaranya yakni Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo, yang juga menjajaki permodalan bagi KSU Gardu Tani Al Barokah.
(*)

Sumber;batampos.co.id