BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI – Eketensifiksi komoditas tanaman pangan khususnya padi di Kabupaten Tanahlaut (tala), Kalimantan Selatan (Kalsel) terus dipacu. Ini penting guna menjaga kontinyuitas ketersediaan pangan.
Data diperoleh pada Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DIstanhorbun) Tala, Rabu (30/6/2021), produksi beras pada 2020 sebanyak 305.694 ton.
Produksi tersebut hasil panen dari luasan tanam 57.315 hektare dengan luas panen mencapai 68.892 hektare. Produktivitasnya 44,32 kwintal per hektare.
Banjir besar pertengahan Januari 2021 yang melanda lumbung padi (Kecamatan Kurau dan Bumimakmur) menyisakan persoalan tersendiri bagi Pemkab Tala lantaran terjadi pemunduran masa tanam di daearah terdampak bencana itu.
Kalangan petani di wilayah itu pun banyak yang merugi akibat banjir tersebut. Selain simpanan gabah rusak terendam, semaian bibit padi pun turut lumat.
“Harapannya agar bisa dibenahi saluran-saluran sungai atau bagaimana lah supaya kalau pun terjadi banjir besar lagi, dampaknya dapat diminimalkan,” ucap Anang, warga Kecamatan Bumimakmur.
Dalam upaya meningkatkan ketersedian pangan, Distanhorbun Tala saat ini memfokusi kegiatan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B). Regulasi mengenai hal ini juga diharapkan segera terwujudkan.
“Kami berharap peraturan daerah LP2B bisa segera terbit karena ada beberapa keuntungan jangka panjang akan diterima Kabupaten Tanahlaut,” ucap Kepala Distanhorbun Tala HM Faried Widyatmoko.
Dampak positifnya yakni lahan baku sawah akan menjadi lahan abadi. Tidak bisa tergantikan atau digunakan untuk perkebunan, permukiman, atau pabrik.
“Kita jaga sawah, untuk ketahanan pangan ke depannya,”
Pekan lalu Distanhorbun Tala juga menggelar Sosialisasi Koordinasi Kegiatan Rekomendasi Perlindungan LP2B bersama seluruh Balai Penyuluh Pertanian di Tala.
“Selama ini lahan baku sawah yang tercatat di kita ada 35 ribu sekian, sedangkan yang tercatat di ATR BPN (Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional) Tala hanya ada 24 ribu,” sebut Faried.
Perbedaan jumlah data tersebut dikatakannya melatarbelakangi kegiatan pemutakhiran data oleh pihaknya.
“Kita akan mendata ulang secara akurat dengan menggunakan data geospasial, untuk meningkatkan bahan baku sawah kita,” ujarnya.
Faried optimistis dalam satu tahun mendatang sawah abadi di Tala dapat diperluas sesuai target.
“Kita diminta untuk meningkatkan menjadi 40 ribuan hektare,” pungkas Faried.
(banjarmasinpost.co.id/idda royani