Tingkatkan Kecakapan Berbisnis, Kementan Perkuat Kelembagaan Ekonomi Petani

Tangerang, Beritasatu.com Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya memperkuat Kelembagaan Ekonomi Petani (KEN). Hal itu dimaksudkan untuk meningkatkan kecakapan berbisnis petani dalam mengembangkan budi daya pertanian mereka.

Upaya tersebut dilakukan melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) Peningkatan Kapasitas KEP di lokasi Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) yang digelar di Hotel Santika BSD, Tangerang mulai 31 Maret hingga 2 April 2022.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada para peserta mengenai upaya peningkatan kapasitas cikal bakal Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) di lokasi IPDMIP.

Menurutnya, bimtek ini amat penting bagi para pengurus kelembagaan petani yang merupakan cikal bakal penumbuhan Kelembagaan Ekonomi Petani agar mereka mampu mengelola kelembagaan yang berorientasi bisnis untuk kesejahteraan anggotanya.

“Maka dari itu, peningkatan kapasitas KEP harus dipahami oleh para pengurus kelembagaan petani agar mereka mampu mengembangkan kelembagaannya menjadi kelembagaan yang profesional dan menguntungkan,” kata Mentan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan, melalui Bimtek KEP ini diharapkan para pengurus kelembagaan petani mengetahui bagaimana cara penumbuhan dan pengembangan KEP, bagaimana memanfaatkan rantai nilai untuk memperoleh nilai tambah, serta bagaimana cara mengelola suatu kelembagaan yang berorientasi bisnis.

“Pertanian harus menghasilkan uang dan pertanian harus berorientasi pada bisnis yang dikelola oleh kelembagaan ekonomi petani yang menguntungkan di lokasi IPDMIP,” kata Dedi.

Hal itu tak lain merupakan salah satu tujuan pembangunan pertanian nasional, di mana kesejahteraan petani harus terus menerus ditingkatkan.

“Ini adalah upaya untuk meningkatkan kapasitas petani agar mereka memiliki keterampilan dalam mengembangkan produk pertanian yang mereka hasilkan kelak,” ujar Dedi.

Sementara Kepala Pusat Penyuluhan BPPSDMP Kementan Bustanul Arifin Caya meminta agar IPDMIP tahun 2022 dapat meninggalkan output yang nyata, di antaranya terbentuknya KEP dengan kelembagaannnya yang semakin mantap, pengelolaan yang semakin profesional dan memperoleh keuntungan, sehingga dapat mensejahterakan anggotanya.

“Dengan demikian, KEP di lokasi IPDMIP ke depannya akan dapat meninggalkan jejak (legacy) yang akan terus dikenang meskipun program IPDMIP berakhir,” katanya.

Sebagaimana diketahui, IPDMIP merupakan program pemerintah di bidang irigasi yang bertujuan untuk mencapai keberlanjutan sistem irigasi, baik sistem irigasi yang merupakan kewenangan pusat, provinsi atau kabupaten sebagai wujud kontribusi sistem pertanian bagi ketahanan nasional pada umumnya.

Sekitar 66 peserta dari 21 kabupaten yang berasal dari Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang terdiri dari kepala bidang/seksi yang menangani penyuluhan pertanian kabupaten, koordinator BPP dan pengurus kelompok tani/Gapoktan mengikuti Bimtek ini dengan sangat antusias dan berharap agar program IPDMIP dapat dilanjutkan karena sangat bermanfaat bagi petani di daerah aliran irigasi.

Adapun materi yang disampaikan pada acara Bimtek ini di antaranya adalah Kebijakan Penyuluhan Pertanian; Kebijakan Penumbuhan Kelembagaan Ekonomi di lokasi IPDMIP; Penumbuhan dan Pengembangan KEP; Peningkatan Akses Pasar Kelembagaan Petani di Daerah Irigasi Lokasi IPDMIP; Pengembangan Usaha dan Jejaring Kemitraan Kelembagaan Petani Lokasi IPDIMP; Pengembangan Korporasi; Pengalaman PT Mitra Desa Pamarican Kabupaten Ciamis Jawa Barat dan PT Petani Java Preanger Kabupaten Bandung Jawa Barat serta Pengalaman DPIU Kabupaten Pati dan Jombang.

Sumber: beritasatu.com