Genjot Produksi Pertanian Jadi Kontribusi Positif Cegah Ancaman Krisis Pangan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Isu krisis pangan global yang semakin menguat justru menjadi pendorong bagi pemerintah, melalui Kementerian Pertanian untuk menggenjot produktivitas tanaman pangan lokal untuk menekan ketergantungan impor.

Impor gandum, misalnya, sempat terkendala karena perang Rusia-Ukraina.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi mengakui kondisi global saat ini tidak biasa-biasa saja.

Namun, kata dia, hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi peningkatan produktivitas pertanian Indonesia karena didukung oleh sistem produksi yang terjaga baik.

“Sehingga (pertanian) memiliki kontribusi positif di saat sulit. PDB pertanian malah tumbuh. Ekspor naik berlipat-lipat, 38 persen. Naik tinggi. sistem produksi terjaga baik,” kata Suwandi dalam pernyataannya, Minggu(14/8/2022).

Data ekspor Badan Pusat Statistik (BPS) per April 2022, secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-April 2022 mencapai US$93,47 miliar atau naik 38,68% dibanding periode sama tahun 2021. Sektor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang kenaikan 11,94% untuk periode yang sama.

Ada dua langkah yang dilakukan Kementan untuk menghadapi ancaman krisis pangan dunia, yaitu memantapkan kapasitas produksi dari tanaman pangan lokal yang sudah ada, seperti padi dan jagung. Juga melakukan diversifikasi produksi dan konsumsi tanaman pangan lokal.

“Jepang, Korea itu kuat karena cinta produksinya. Jangan membeli produk orang lain. Belilah produk-produk petani kita,” katanya.

Ia menjelaskan, ada beragam tanaman pangan lokal yang berpotensi menjadi pengganti gandum, seperti singkong, sorgum, sagu, ubi jalar, talas, dan lainnya. Yang tengah digencarkan Kementan saat ini adalah perluasan produksi sorgum.

Sumber: https://www.tribunnews.com/bisnis/2022/08/14/genjot-produksi-pertanian-jadi-kontribusi-positif-cegah-ancaman-krisis-pangan