Mendag Klaim RI Bisa Ekspor Beras Harga Suka-suka, Kok Bisa?

Jakarta, CNBC Indonesia – Holding BUMN Pangan bakal mengekspor dua kontainer beras premium ke Arab Saudi. Ekspor tersebut merupakan kerja sama antara PT Sang Hyang Seri (Persero) sebagai bagian dari holding BUMN Pangan, dengan perusahaan Arab Saudi, Al Batlah.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, produk beras Indonesia memiliki potensi pasar yang besar di Timur Tengah. Dengan berstatus premium, harganya bisa dinaikkan lebih tinggi lagi.

“Hanya beras Indonesia dengan broken (menir) yang sebenarnya membuat nasi goreng jadi pulen. Kalau dia pakai beras Thailand, jasmine, nasinya itu pera, orang Jawa susah senangnya,” kata Lutfi saat menghadiri launching aplikasi Warung Pangan yang digagas BGR Logistics di Jakarta, Kamis (16/9/2021).

“Yang beli 3,5 juta orang Indonesia di jazirah Arab, sebagian besar di Arab Saudi. Jadi itu yang disebut premium, kenapa? Karena harga beras Indonesia mahal, kita beras premium kalau convert ke US$ jadi US$ 840. Sedangkan kita beli dari Thailand yang sudah naik sekarang ini hanya US$ 650. Karena Pak Arief (Dirut RNI Group Arief Prasetyo Adi) customize bisa jual lebih dari US$ 1.000,” lanjutnya.

Dengan demikian, produk Indonesia bisa mendapat banderol lebih berharga dari beras negara lainnya. Caranya dengan memoles beras tersebut menjadi berstatus premium.

“Dengan costumize, berlabel, aman, premium sedangkan mendapatkan harga istilah perdagangan suka-suka karena customize,” kata Lutfi.