Program Pangan Dunia: Warga Afghanistan Hadapi Darurat Kelaparan Jelang Musim Dingin

Liputan6.com, Kabul – Program Pangan Dunia (WFP) secara mendesak meminta dana sebesar $200 juta untuk membeli dan menyiapkan makanan bagi jutaan orang di Afghanistan.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (26/8/2021) desakan itu datang sebelum datangnya musim dingin, yang bisa memutus jalan makanan-makanan tersebut untuk mencapai mereka.

Diketahui, suhu musim panas yang mencapai lebih dari 30 derajat Celcius menutupi kesulitan yang terbentang di depan bagi orang-orang Afghanistan selama musim dingin yang sangat dingin yang akan segera menimpa mereka.

Musim panas, merupakan waktu penempatan persediaan makanan oleh WFP, di gudang-gudang dan komunitas-komunitas di seluruh Afghanistan.

Makanan kemudian dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan sebelum akses mereka terputus oleh salju musim dingin yang brutal.

Wakil direktur regional WFP, Anthea Webb pun memperingatkan bahaya bencana kemanusiaan musim dingin jika tidak ada dukungan internasional untuk operasi darurat.

“Dengan tingkat pendanaan yang ketat dan kebutuhan yang meningkat, kami berisiko kehabisan pasokan inti kami—tepung terigu—pada bulan Oktober. Kami hanya memiliki beberapa minggu tersisa untuk memperoleh dana yang diperlukan dari donor untuk menyediakan makanan sebelum jalan-jalan pegunungan terhalang salju. Penundaan lebih lanjut dalam persiapan kami bisa mematikan bagi rakyat Afghanistan,” beber Webb.

Saat nantinya salju turun, Webb menyebut, maka sudah terlambat untuk membantu komunitas-komunitas di Afghanistan yang akan sepenuhnya terputus dari bantuan luar.

Diketahui bahwa krisis kelaparan ini muncul ketika krisis kemanusiaan dan hak asasi manusia yang lebih luas yang dipicu oleh penarikan pasukan AS dan NATO dan perebutan kendali Afghanistan oleh Taliban.

Laporan PBB mengatakan, ada sekitar 18 juta warga Afghanistan yang bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup.

Pengiriman bantuan ke Afghanistan pun semakin sulit selama periode ini, karena pesawat komersial yang tidak dapat mendarat di bandara Kabul.

Webb juga mengakui tantangan tahun ini lebih kompleks.

Dia mengatakan kekeringan parah, konflik, dan dampak COVID-19 mengakibatkan semakin sulitnya membuat persiapan paling mendasar sekalipun untuk musim dingin.

“Kami tahu bagaimana mencegah darurat kelaparan meskipun ada tantangan saat ini. Selama minggu terakhir yang penuh gejolak, WFP menjangkau 80.000 orang di seluruh Afghanistan terlepas dari berbagai kesulitan yang dihadapinya. Jumlah itu di luar lebih dari lima juta orang yang telah kami bantu sejak awal tahun,” kata Webb.

Webb mencatat bahwa WFP telah bekerja di Afghanistan sejak 1963 termasuk di bawah pemerintahan Taliban sebelumnya.

Dikatakannya juga bahwa WFP telah mampu membawa 600 ton makanan dan 16 truk lagi ke Afghanistan pada minggu ini saja.

WFP, Webb menambahkan, juga siap untuk meningkatkan bantuan dan memastikan keluarga-keluarga di Afghanistan bisa mendapat kebutuhan untuk bertahan hidup pada musim dingin yang keras jika menerima dana yang diperlukan.