Pamrihadi Targetkan Tahun 2021 yaitu 6.000 hektare

PT Food Station Tjipinang Jaya (FSTJ) berhasil merealisasikan lahan seluas 6.210 hektare dalam rangka memastikan ketersediaan pasokan beras untuk warga Jakarta. Adapun lokasi lahan tersebut tersebar di delapan daerah dengan luas yang bervariasi.

Rinciannya, Lampung 900 hektare, Sidoarjo 700 hektare, Sragen 400 hektare, Demak 210 hektare, Cilacap 1.000 hektare, Subang 1.000 hektare, Karawang 500 hektare, dan Indramayu 1.500 hektare.

Direktur Utama (Dirut) FSTJ, Pamrihadi Wiraryo mengatakan, 6.210 hektare ini dicapai melalui kolaborasi antardaerah. Pamrihadi menjelaskan, pemerintah kabupaten melalui Gapoktan masing-masing berperan menyiapkan pengadaan lahan dan petani, sementara Pemprov DKI melalui Food Station melakukan pendampingan untuk mendapatkan kualitas gabah terbaik dalam proses kolaborasi yang berkeadilan di lahan yang dikerjasamakan.

Pamrihadi menuturkan, luas area kolaborasi telah melampaui luas yang ditargetkan tahun 2021 yaitu 6.000 hektare.

“Tahun 2021 ini luas areal kolaborasi yang berkeadilan ditargetkan bisa mencapai 6.000 hektar. Alhamdulillah jumlah kolaborasi yang terealisasi mencapai 6210. Sudah melampaui 100 persen per tanggal 5 April 2021 lalu,” ungkap Pamrihadi, Selasa (20/4).

Pamrihadi mengatakan, gabah yang dihasilkan dari 6.210 hektare lahan itu sebanyak 70.000 ton dalam setahun untuk dipasok ke DKI Jakarta.

Pamrihadi menjelaskan, kegiatan koloborasi dengan para gapoktan di berbagai daerah ini juga menjadi upaya FSTJ dalam menghidupkan perdagangan antar daerah dan untuk memastikan ketersediaan pasokan beras untuk warga Jakarta.

“Food Station menjadi off-taker untuk menyerap gabah hasil panen pada lahan yang dikerjasamakan. Tugas kami memastikan ketersediaan stok pangan utamanya beras untuk warga Jakarta, sehingga masyarakat Jakarta tidak perlu khawatir akan kelangkaan stok, terlebih Jelang Ramadhan dan Lebaran,” urai Pamrihadi.

Untuk diketahui, Food Station sebagai penjamin pembelian hasil panen petani (off-taker) memberikan jaminan harga; Memotong mata rantai pembelian gabah milik petani, sehingga petani bisa tetap sejahtera; serta kolaborasi ini dapat digunakan oleh petani untuk mendapatkan pembiayaan.